Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Shalat Itu Mencegah dari Perbuatan Keji dan Mungkar

26 Februari 2022   23:30 Diperbarui: 26 Februari 2022   23:36 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: waspada.co.id

Keimanan dalam diri seseorang itu bersifat dinamis, sangat dipengaruhi oleh proses kehidupan yang dialami. Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan umat muslim, bahwa iman itu dinamis dan memiliki dinamika yang luar biasa. Maka diingatkan bagi ummatnya untuk berhati-hati dalam menjaga iman agar senantiasa selalu berusaha istiqamah di jalan yang diridhoinya.

Jika berbicara secara kuantitas, mungkin jumlah orang yang beridentitaskan Islam masih sangat banyak, namun mohon maaf jika kita berbicara secara kualitas mungkin kita patut bersedih, betapa masa-masa akhir zaman telah semakin mendekat sebagaimana yang pernah digambarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW:

"Akan tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya."
Lalu seseorang bertanya: "Apakah karena sedikitnya jumlah kita?"

"Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan."

Seseorang bertanya: "Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?" Nabi SAW bersabda: "Cinta dunia dan takut akan kematian" (HR. Abu Dawud).

Demikianlah Rasulullah SAW mengibaratkan keadaan kita umat Islam suatu ketika. Seperti buih di lautan. Lemah tak berdaya, walaupun banyak jumlahnya. Tapi keimanan telah menipis dari hati dan jiwanya.

Tentu menjadi pertanyaan bagi kita kenapa itu bisa terjadi? Dan tentu kita tidak ingin menjadi bagian dari golongan ummat yang serupa buih itu.

Bagaimana menjaga dan menghindarkan diri dari hal seperti di atas, satu yang menjadi kunci utamanya adalah Shalat. 

Sebagaimana yang kita ummat islam ketahui bahwa syariat Shalat adalah satu-satunya syariat yang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menerimanya dengan cara yang berbeda. Yakni langsung berjumpa dengan Rabb-Nya tanpa perantara. Wahyu ini tidak diterima di bumi sebagaimana syariat-syariat Islam lainnya. Namun diterima langsung dari perjalanan Rasulullah ke Sidratul Muntaha dan berdialog langsung dengan Allah Subhanahu wata'ala meminta keringanan dalam penunaiannya.

Awalnya Allah SWT mewajibkan Shalat 50 waktu dalam sehari. Dalam peristiwa itu, Rasulullah SAW mendapat perintah dari Allah untuk melaksanakan shalat sebanyak 50 waktu. Perintah tersebut kemudian diceritakan oleh Rasulullah SAW kepada Nabi Musa AS di langit ke enam sesudah menghadap Allah SWT Karena anjuran dan kasih sayang Nabi Musa terhadap umat Muhammad, ia menyarankan agar Nabi Muhammad memohon pengurangan. Hingga akhirnya Allah Ta'ala menjadikannya hanya 5 waktu saja. Inilah bukti kasih sayang-Nya, Allah mengurangi hingga menjadi lima waktu saja. Tapi balasannya tetap Allah SWT berikan penuh. Tak dikurangi sedikit pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun