Trend perkembangan Covid-19 kembali meningkat, sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya bahwa gelombang ketiga Covid-19 akan terjadi di Indonesia yang puncaknya diprediksi akan terjadi di minggu ketiga-keempat bulan Februari ini.
Dari data harian, jumlah kasus terkonfirmasi positif sudah melebihi jumlah kasus positif harian gelombang kedua saat varian delta menyerang di pertengahan tahun 2021 lalu. Jumlah kasus harian telah menembus angka 65.000 kasus dan diperkirakan akan bisa mencapai 150.000 kasus dalam sehari, ini tentu suatu jumlah yang sangat-sangat tinggi.
Namun berita baiknya, bahwa tingkat hunian rumah sakit dan juga pusat-pusat isolasi tidaklah sebesar saat gelombang pertama dan kedua yang lalu, begitu juga dengan tingkat kematian yang terjadi tidaklah sememprihatinkan dengan gelombang covid-19 sebelumnya. Ini mungkin menunjukkan bahwa tingkat keparahan dari varian omicron tidaklah separah dengan varian alpha maupun varian delta.
Akan tetapi melihat situasi dan kondisi aktual terkait sikap masyarakat dan juga pemerintah, terlihat ada kecenderungan tidaklah seserius saat covid-19 pertama kali menyerang, begitu juga dengan saat gelombang kedua menggila. Ini semua bisa menjadi bom waktu yang tiba-tiba meledak dan menyusahkan kita sendiri, jika menganggap covid-19 bukan lagi sesuatu yang perlu diwaspadai.
Apakah sikap ini timbul karena banyak orang-orang yang telah melakukan vaksinasi mulai dari yang sudah vaksin dosis pertama, kedua dan bahkan banyak yang telah mendapatkan vaksin booster? Ataukah mungkin karena menganggap pandemi covid-19 ini terlalu dibesar-besarkan bahkan mungkin ada yang merasa ini dibisniskan?
Saya jadi bingung, apakah situasi yang terjadi sekarang ini positif atau negatif, lonjakan kasus harian yang sudah mulai meledak melebihi gelombang sebelumnya dan diprediksi akan jauh lebih besar lagi jumlahnya, namun antisipasi dan upaya pencegahannya cenderung semakin mengendur kecuali kebijakan terkait vaksinasi dan wajib test negatif covid dengan test PCR ataupun antigen bagi pelaku perjalanan khususnya perjalanan udara yang tidak pernah kendur.
Tetapi untuk kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat baik dari luar negeri maupun antar daerah sudah semakin kendor, kegiatan-kegiatan yang berpotensi mengumpulkan banyak orang yang dulunya hanya bisa dilakukan secara online, kini sudah bebas untuk dilakukan secara offline. Meskipun kalau dikatakan secara teknis persyaratan telah vaksin, test antigen atau PCR negatif Covid itu memang ketat dilakukan, akan tetapi sebagaimana yang kita lihat bahwa laju peningkatan kasus konfirmasi positif semakin melonjak dan rata-rata itu dibawah oleh orang-orang yang melakukan perjalanan yang nota bene sudah lolos skrening vaksin lengkap dan negatif Covid.
Saya mengambil contoh di daerah saya Kota Kendari, hingga akhir tahun lalu belum ada konfirmasi pasien positif covid-19, sekitar dua bulan lebih zero kasus. Nanti akhir Januari terdeteksi dua kasus positif, dari pelaku perjalanan luar daerah. Awal Februari, rilis data per tanggal 3 Februari sudah ada 12 kasus positif, seminggu berselang sudah meningkat tajam 213 kasus hingga terakhir rilis tanggal 17 Februari ini sudah mencapai angka 909 kasus aktif dengan 104 pasien sembuh yang berarti secara total bulan februari ini saja telah tercatat 1013 kasus positif.Â
Namun satu yang menjadi pertanyaan, dalam aplikasi peduli lindungi. Dalam laporan statistik harian justru tidak terupdate, jika kita mengecek statistik harian kasus yang tercatat dari januari lalu tetap 2 kasus sampai sekarang, ini kan menunjukkan keteledoran nyata dari sebuah prograam yang diperuntukkan untuk memberi informasi apapun yang terkait upaya menghadapi pandemi covid-19.Â
Dalam edaran Kemendagri, bahwa Kota Kendari kini kembali masuk dalam zona level 3, tetapi belum terlihat hal signifikan yang dilakukan oleh pemerintah daerah terkait PPKM dan hal-hal lain yang berkaitan dengan upaya mencegah semakin meluasnya wabah.
Melihat kondisi yang kini terjadi di Kota Kendari, mengingatkan kami saat wabah gelombang kedua pertengahan tahun lalu. Saat itu Kota Kendari hampir seluruhnya zona hijau hanya tersisa dua kasus aktif, lalu saat itu Kota Kendari menjadi tuan rumah dua perhelatan skala nasional. Yang pertama adalah tuan rumah Kejurnas Triathlon Series 2021, dan yang berikutnya menjadi tuan rumah Munas Kadin 2021, semua kegiatan event skala nasional yang dihadiri oleh banyak tamu dari daerah lain itu berjalan lancar dan sukses.