Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Shin Tae-yong Masih Pantas Melatih Timnas Indonesia

2 Januari 2022   22:12 Diperbarui: 2 Januari 2022   22:37 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haruskah Shin Tae-yong diganti atau dipertahankan.? Kalau sekiranya kita mengganti ShinTae-yong, apakah ada pelatih yang bisa memberikan hasil instant yang melebihi dari apa yang telah dicapai Shin Tae-yong.? Lantas kalau dipertahankan apakah Shin Tae-yong dapat membuat Timnas senior kita mengukir prestasi yang sudah lama sekali tidak pernah lagi kita rasakan.?

Jika merunut kembali perjalanan Tae-yong menukangi Timnas Garuda yang baru seumur jagung, januari ini genap dua tahun ia mengarsiteki Timnas merah putih. Awalnya, Shin Tae-yong dikontrak sebagai pelatih untuk mempersiapkan Timnas Indonesia yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, namun turnamen yang sedianya digelar tahun ini harus ditunda hingga 2023.

Selain itu, ada sejumlah agenda lain yang menjadi tugas Shin Tae-yong diantaranya Piala  AFF 2020 dengan hasil menjadi finalis, Piala AFF U-22 2022, Kualifikasi Piala Asia 2023, SEA Games 2021, dan Piala AFF 2022.
Pertanyaannya sekarang apa sih harapan kita terhadap kepelatihan Shin Tae-yong.? Apakah harapannya mengacu pada hasil (prestasi) atau pada proses.?

Jika ortientasi kita pada prestasi, maka tidak ada sesuatu yang bisa diraih secara instan. Lagi pula dari segi prestasi, apa yang ditorehkan Shin Tae-yong tidaklah buruk-buruk amat. Jika ukurannya di piala AFF 2020, jika kita melihat secara realistis bahwa jangankan final, masuk semifinal pun adalah sesuatu yang berat, lawan-lawan yang kita hadapi adalah tim-tim dengan skuad pemain yang sudah matang.

Tapi di penyisihan grup kita bisa tampil sebagai juara grup, mengangkangi Vietnam tim dengan peringkat FIFA teratas di kawasan Asia Tenggara. Malaysia si musuh bebuyutan yang sesumbar menganggap remeh Timnas Garuda dilibas oleh pasukan STY dengan skor yang nggak tanggung-tanggung 1-4.

Lantas di semifinal, menyingkirkan tim tuan rumah yang diperkuat oleh pemain-pemain yang telah matang secara teknis bahkan didukung dengan faktor non teknis sebagai tuan rumah. Hanya saja hasil final yang jauh dari ekspektasi, khususnya di leg pertama kita terlihat kalah segala-galanya dari Thailand yang sangat siap untuk turun di turnamen AFF 2020, mereka tampil dengan kekuatan penuh dari tim senior terbaik mereka.

Tapi di leg kedua, kita bisa melihat bagaimana kalang kabutnya Thailand menghadapi gempuran berani para Garuda muda, hanya faktor kematangan saja yang membuat Thailand bisa menghindari hasil yang lebih buruk.

Nah, jika orientasi kita terhadap proses. Apa yang dimulai dan dirintis oleh Shin Tae-yong merupakan sebuah proses penting, yang harus diakui dengan jujur selama ini masih luput dari perhatian kita.

Fokus pada pemain yang terdiri dari para punggawa muda potensial yang diharap akan bersinar 2-3 tahun mendatang, gemblengan keras ala Korea menjadi menu harian mereka. Bukan hanya berlatih dengan keras dan sangat disiplin, baik teknik maupun fisik, bahkan hingga kesenangan dan makanan pemain harus menyesuaikan dengan disiplin Shin Tae-yong.

Bagi anak-anak muda Garuda mungkin merasa kebebasan masa muda mereka sejenak terenggut, mulai jam tidur, bangun dan istirahatnya pun diatur. Pola makan dikontrol ketat, bahkan hingga makanan kesukaan apalagi gorengan harus mereka tinggalkan dan harus mengikuti aturan pelatih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun