Menurut Psikolog olahraga dari University of Michigan, Scott Goldman, atlet berada pada lingkungan yang berbeda dengan orang kebanyakan. Untuk berprestasi, mereka tidak hanya butuh bakat, namun juga determinasi dan usaha yang keras. Hal ini membuat masalah kejiwaan yang dialami sering kali luput dari perhatian," ungkap Scott (dikutip dari CNN).
Masih menurut Scott, pada atlet, yang paling jelas terlihat adalah prestasinya yang menurun dan motivasinya yang semakin melemah. Namun jelas hal ini tidak kita lihat pada diri Naomi Osaka, yang prestasinya sepertinya tidak mengalami penurunan bahkan boleh dikatakan stabil.
Apa yang dialami oleh Naomi Osaka lebih pada ketidaknyamanan mental dalam menghadapi pers, sebagaimana bisa dilihat dari pernyataan Naomi yang menyatakan "pertanyaan pers itu ibarat menendang orang yang jatuh."
Saat kondisi mental sedang buruk, orang jadi lebih terkoneksi ke tubuh sehingga ketika muncul ketidaknyamanan rasanya akan lebih akut, sebagaimana yang dijelaskan oleh Richard Kravitz, MD, MSPH dari University of California.
Kondisi yang dihadapi oleh Naomi Osaka ini cukup membuat sedih bagi dunia tenis khususnya bagi para fans Naomi Osaka seperti saya ini. Usai mengumumkan pengunduran dirinya dan kondisi yang melatarbelakangi keputusannya Naomi menuai banyak simpati dan dukungan.
Semoga Naomi Osaka dapat segera melalui masa-masa berat dalam karirnya ini, dan kembali menuai prestasi yang gemilang, semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H