Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Palestina, Duka yang Mengalir

29 Mei 2021   08:45 Diperbarui: 29 Mei 2021   08:49 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beritahukanlah pada dunia tidak lebih daripada duka yang mengalir, oh Palestina...
Adakah dunia akan menoleh kepada darah yang takpernah kering di wajahmu, Palestina...
Impian dari kegembiraan yang hilang, begitu cepat datang bersama dentuman senjata.
Dengan bintang senja dan fajar, matahari takpernah lagi bersinar di bumimu, Palestina...
Anak-anakmu melihat sayap lembut awan di sungai,
Dan berhias dengan kepulan asap dari peluru tak nyasar di puing-puing rumah mereka.
Takpernah lagi ada bunga-bunga di dahan lembut pohon zaitun di dataran keringmu .....
Apakah keindahan perang bagi mereka di tanah suci para nabi?, oh Palestina...
Kesakralan tanah keramat dan pancaran ajaran suci tiga rasul.
Tidak membawa kasih lagi, kecuali airmata yang dinikmati.

Beritahukanlah pada dunia tidak lebih daripada damai yang telah hilang, oh Palestina...
Adakah dunia akan menghapuskan airmata yang takpernah berhenti mengalir di pipimu, Palestina...
Kepedihan untuk kedamaian yang hilang, begitu dekat dari maut yang dibawa rudal-rudal yang matanya telah dibutakan.
Tak ada lagi suara burung merpati yang terang di atap-atap rumah.
Anak kecil menangis pada ayahnya yang telah membeku, di waktu isya yang takpernah diselesaikannya.
Hanya terdengar sirine yang lambat, kelelahan diserbu musuh dari segala penjuru.
Lagu-lagu cinta dan lelucon adalah barang langka yang dibawa oleh burung bul-bul.
Palestina... dukamu seperti airmata yang dipaksa kehilangan suara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun