Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Batistuta "Mesin Pembunuh" La Viola dan Albiceleste

21 November 2020   22:14 Diperbarui: 21 November 2020   22:21 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dia adalah seorang prajurit yang tak akan menyerah, kuat dalam pertarungan, tetapi memiliki hati yang bijaksana"

Itulah kecintaan Suporter dan klub kepada Batistuta, yang harus berakhir disisa ujung karir Batigol, lewat gol tunggalnya di gawang Toldo, yang menyebabkan kalahnya klub yang sangat dicintainya.

Di level Tim Nasional, Batistuta telah membawa Albiceleste Argentina dua kali menjadi juara Copa America (1990/91 dan 1992/93) dan sekali kampiun Piala Konfederasi (1992) yang kala itu juga Argentina masih diperkuat oleh sang legenda Diego Maradona.

Batistuta di Timnas Albiceleste bahu membahu bersama  Nestor Sensini, Javier Zanetti, Diego Simeone, Ariel Ortega, Hernan Crespo, dan Juan Veron. Namun sayangnya Batistuta da kawan-kawan belum mampu membawa Argentina menjadi juara Piala Dunia.

Gabriel Batistuta telah mencetak 56 gol dari 78 penampilannya bersama Timnas Argentina, hanya kalah produktif dari Lionel Messi.
Batigol dikenal punya insting yang tajam dalam mencetak gol. Tendangan-tendangannya keras baik dari dalam petak penalti maupun dari luar petak penalti, tendangannya melesat cepat ke gawang lawan.

Batistuta adalah tipe striker yang tidak pernah bertele-tele. Ia bukan tipe pemain seperti kebanyakan striker Amerika Latin yang banyak piawai mengocek bola, melewati lawan dengan gocekan ciamik plus menghibur. Batistuta tidak seperti itu, ia adalah ibarat senapan mesin, isi peluru, pasang posisi, bidik dan dor.

Begitulah gaya khas Batistuta pandai mencari ruang untuk menerima bola, menggiring sesaat, mencari ruang tembak, lalu melepaskan tendangan keras. Batistuta bahkan seringkali melakukan tembakan tanpa banyak mengontrol bola seperti gol yang dicetaknya ke gawang mantan klub kecintaannya, begitu bola datang hanya ambil ancang-ancang sjenak lalu melepaskan voli maut yang deras bagai peluru menghujam tanpa mampu diantisipasi oleh penjaga gawang.

Namun sayang ada kabar duka yang menimpa sang legenda La Viola, akibat dari totalitasnya sebagai pemain sepakbola, yang mana sepanjang karirnya di Italia konon katanya ia selalu mendapatkan suntikan kortison di pergelangan kakinya akibat cedera permanen yang dideritanya, hal inilah yang disaat ia telah gantung sepatu menyebabkan kerusakan parah pada pergelangan kakinya, dimana otot dan tulang rawan yang menjadi penyangggah bagi berat tubuhnya telah "habis" sehingga berat tubuhnya sepenuhnya ditumpu oleh tulang pergelangannya yang menyebabkan sakit luar biasa, yang membuatnya tidak bisa bergerak bahkan harus ngompol karena tak mampu berjalan menuju kamar mandi meski hanya berjarak 3 meter dari tempat tidurnya. Batistuta bahakan pernah sangat frustasi dan meminta dokter mengamputasi saja kedua kakinya, namun dokter menolak mentah-mentah pikiran gila Batistuta, konon kabar terakhir Batistuta telah menjalani operasi pemasangan implan pergelangan buatan yang membuatnya kini bisa lagi tersenyum dan menikmati hari-hari pensiunnya.

Daftar bacaan :
bola.net Disini
www.bolasport.com Disini
suryamalang.tribunnews.com Disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun