Wahai kekasih yang terselimuti rahasia
Harapanku limbung tergerus dari waktu ke waktu
Doaku terjawab hampa di malam yang menawarkan lengang.......
Tidak..... Aku menolak kalah dari kesepian yang tertawaÂ
Akan kutulis sajak-sajak di setiap pojokan malam.
Aku akan terus bertualang di dalam udara yang berkabut ini
Dengan berselimut embun dalam temaram sabit yang sepotong
Aku bersenandung meratapi penantian yang tak berujung.
Mengkhayalkan engkau muncul dari rahim rembulan yang tiba-tiba bunting,
Berjuta permohonan telah kularungkan di pekatnya malam yang bisu
Wahai waktu yang mulai jengah....
Aku menggigil bukan oleh dinginnya malammu, tapi oleh dinginnya rinduku yang membeku
Mohonkanlah segores takdir tertulis dalam lembar waktuku
Agar penantian ini berakhir dalam sebuah dekapan yang berbunga cinta
Jangan biarkan aku karam dalam samudera rindu
Sebagai kapal yang kesepian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H