Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penantian

13 November 2020   22:28 Diperbarui: 13 November 2020   22:29 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi Dheny Lahundape

Wahai kekasih yang terselimuti rahasia
Harapanku limbung tergerus dari waktu ke waktu
Doaku terjawab hampa di malam yang menawarkan lengang.......
Tidak..... Aku menolak kalah dari kesepian yang tertawa 
Akan kutulis sajak-sajak di setiap pojokan malam.
Aku akan terus bertualang di dalam udara yang berkabut ini
Dengan berselimut embun dalam temaram sabit yang sepotong
Aku bersenandung meratapi penantian yang tak berujung.
Mengkhayalkan engkau muncul dari rahim rembulan yang tiba-tiba bunting,
Berjuta permohonan telah kularungkan di pekatnya malam yang bisu
Wahai waktu yang mulai jengah....
Aku menggigil bukan oleh dinginnya malammu, tapi oleh dinginnya rinduku yang membeku
Mohonkanlah segores takdir tertulis dalam lembar waktuku
Agar penantian ini berakhir dalam sebuah dekapan yang berbunga cinta
Jangan biarkan aku karam dalam samudera rindu
Sebagai kapal yang kesepian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun