Surat terbuka ini teruntuk anda tuan Emmanuel Macron, sebenarnya kami kagum dengan anda yang memiliki talenta dan intelektual yang brilian, yang mana hal itu anda tunjukkan dengan keberhasilan anda terpilih sebagai presiden Perancis termuda sepanjang sejarah Perancis.
Kami sangat berharap dengan talenta dan keintelektualan yang anda miliki, anda dapat menjadi jembatan yang adil bagi tercapainya "damai" dalam tatanan kehidupan masyarakat dunia terkhusus Perancis, untuk bersama-sama menghapus tindakan-tindakan intoleransi dan radikalisme.
Namun apa yang anda tunjukkan di beberapa hari belakangan ini, sungguh sangat mengecewakan kami, langkah yang anda tempuh jauh dari harapan kami. Anda bukannya menghapus radikalisme tapi anda justru memantik api bagi terbakarnya bibit-bibit radikalisme bukan hanya di negeri anda tapi juga di negeri lain di penjuru dunia ini.
Seharusnya sebagai orang yang bertalenta dan intelektual, ketika anda mengambil sebuah keputusan, maka ambillah keputusan dengan cara yang benar, paling tidak mengambil keputusan dengan dasar yang sesuai dengan ciri pengambilan keputusan seorang laki-laki.
Seperti yang diutarakan oleh John Gray pada bukunya yang berjudul Men from Mars, Women from Venus, "banyak orang berpendapat bahwa perempuan berpikir dengan perasaan atau emosi, sedangkan laki-laki mengedepankan logika".Â
Berdasarkan kutipan diatas anda tentunya adalah laki-laki, maka keputusan yang anda ambil harus mengedepankan logika, tapi tidak, anda mengambil keputusan juga tidak seperti seorang wanita yang mengedepankan perasaan atau emosi.
Anda mengambil keputusan dengan melupakan logika dan menelantarkan perasaan, anda memutuskan dengan hawa nafsu, yang membuat saya bertanya-tanya jenis kelamin anda apa sih? Bahkan setan dan iblis serta binatang pun punya jenis kelamin.
Tuan Macron saya mengutip pembelaan yang anda sampaikan di media.
"Saya bisa mengerti bahwa orang bisa dikejutkan oleh kartun (Nabi Muhammad), tapi saya tidak akan pernah menerima bahwa kekerasan bisa dibenarkan," kata Macron.
Dia juga memahami perasaan dan menghargai umat Muslim ketika kartun Nabi Muhammad diterbitkan.
"Tetapi saya ingin Anda memahami peran yang saya miliki. Peran saya adalah menenangkan segalanya, seperti yang saya lakukan di sini, tetapi pada saat yang sama adalah melindungi hak-hak ini," sambung Macron.
"Saya akan selalu membela di negara saya kebebasan untuk berbicara, menulis, berpikir, menggambar," imbuh Macron. (Dikutip dari kompas.com)