Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencari Hikmah

30 Juli 2020   23:10 Diperbarui: 30 Juli 2020   23:02 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi Subhan Rahim

duhai langit tempat semesta berselimut
ajari aku rahasia yang tersimpan dalam birumu
aku telah pernah menjadi mata dari rembulan
aku pernah pula menjadi pelupuk matahari
namun yang kupahami hanyalah kekecewaan
aku terkapar di tajamnya ujung gunung karang
aku selalu salah menerka tempat perhentian
jiwaku tak pernah menyatu dengan ragaku
persimpangan yang kulewati selalu menuntunku kembali
tercebur ke rahim tempatku bermula meminum pahitnya air ketuban
degup dalam dadaku adalah berat yang membebani
membawaku tertinggal langkah di simpang siur labirin yang terkusut oleh nafsu
duhai engkau yang maha membolak-balikkan hati
jadikan aku penghulu pada tanahmu yang liar,
agar aku tak tersesat dalam serpihan batu-batu yang terserak bersama duri-duri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun