Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Ibu

29 Juni 2020   21:11 Diperbarui: 29 Juni 2020   21:19 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Intisari.grid.id

"Ibu" hanya satu kata tapi dengan menyebutnya maka dunia pun akan menunduk takzim merelakan punggungnya menjadi saksi atas segala senyuman dan keluh kesahnya.

 Setitik airmata bahagia yang mengalir dari matanya akan menjadi hamparan ridho yang tak bertepi.

 Setitik airmata kepedihan mengalir dari matanya akan menjadi bahan bakar bagi api neraka yang tak kunjung habis.

 "Ibu" adalah hulu dari sungai cinta kasih, namun "Ibu" juga adalah muara dari sungai keluh kesah bagi keluarganya.

 "Ibu" adalah pelita di malam yang gulita, namun "Ibu" juga adalah payung di siang yang terik, ia rela terbakar demi cintanya yang tak berbatas bagi keluarganya.

 Diujung lidah Ibu mengalir sungai doa yang tak terhijab menembus langit, ridho Ibu adalah ridho ilahi, laknat Ibu adalah laknat ilahi.

 Ibu darimu kami mengenal kasih sayang, darimu kami mengerti ketulusan dan darimu pula kami belajar rahasia kekuatan yang hakiki.
 Ibu tak ada satu kekuatan pun yang lebih kuat dari kelembutanmu.

 Aku rindu Ibu.....
 Rindu Ibu....
 Ibu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun