Mohon tunggu...
chrysna pamanto
chrysna pamanto Mohon Tunggu... -

mengajar di MTs AT-TAQWA Ciparay, SMP YPI Ciparay dan SMA YAPI AL -HUSAENI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Sebagai Motivator

4 Desember 2014   14:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:05 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sosok guru yang digugu dan ditiru, tentu bukan sekedar defisini ataupun kepanjangan dari makna guru saja, ataupun sekedar mereka yang berseragam, bertemu dengan anak didik, mengajar, dan selesai . akan tetapi guru haruslah seseorang yang dapat memberikan inspirasi, motivasi dan sekaligus teladanbagi siswa dan masyarakat disekitarnya.

Sebagai seorang pendidik dan juga sebagai pengajar, guru haruslah bisa menjadi sosok yang dapat memberikan perubahan dan tidak sekedar memberikan atau mentransfer ilmu semata, tetapi harus bisa membuat’ gelas-gelas kosong menjadi bermakna dan bermanfaat. Tumbuh jiwa-jiwa berkelas dan berkarakter tangguh, dan tak kalah pentingnya adalah bisa member nilai tambah pada kualitas manusia yang di didiknya.

Peran guru yang harus melekat pada profesi ini adalah guru harus dapat menjadi motivator bagi anak didiknya, sehingga dapat selalu dapat mendorong semangat belajar anak ketika mengalami kejenuhan dalam belajar maupun pergi kesekolah. Karena ketrampilan memotivasi anak dapat menyebabkan anak menjadi selalu bersemgat untuk pergi ke sekolah dan ingin selalu berpikir untuk selalu ingin sukses.

Seperti kita ketahui bahwa cara belajar di sekolah-sekolah sudah terbiasa dengan hanya mendengarkan guru berceramah mentransferkan ilmunya kepada para siswa tanpa memperdulikan kejenuhan mereka, kadangkala guru tidak memperdulikan mereka, mengerti atau tidak materi pelajaran yang telah disampaikan, sehingga ketercapaian belajar tidak pernah terpenuhi.

Seorang pakar pendidikan Jonh Dewey mengritik kondisi pendidikan dan cara- cara guru mendidik :

1.Sekolah tradisional terlali banyak pelajaran. Bahan pelajaran menjadi pusat seluruh kegiatan sekolah, materio centris.

2.Bahan pelajaran telah disiapkan dan dipecahkan kesulitannya, membuat siswa tinggal mendengarkan, percaya dan menghapal saja.

3.Bahan pelajaran diberikan secara terpisah dan tidak memiliki hubungan dengan kebutuhan anak dalam hidupnya di masyarakat kelak.

4.Gurulah yang menentukan. Guru berpikir untuk anak dan “memaksakan” bahan pelajaran untuk siswa.

5.Guru aktif memecahkan masalah untuk anak. Peraturan dan guru seakan-akan memaksa anak untuk pasi.

6.Kegiatan di sekolah berlangsung kaku dan tidak memberikan kebebasan bertindak.

7.Bentuk bangku, gedung sekolah, kurikulum dan metode pelajaran semuanya mengikat dan tidak memberikan kebebasan kepada anak dan guru.

Dari fakta dan kenyataan di atas peran guru haruslah bisa selalu membangkitkan minat dan smengugah semangat anak didik untuk membebaskan belenggu yang mengekang keiginan mereka untuk selalu antusias dan bersemangat untuk menuntut ilmu dan belajar, untuk itu guru harus berperan sebagai seorang motivator.

Motivasi yang harus selalu diberikan kepada para siswa adalah menanamkan hal-hal sebagai berikut :

·Menekankan kemandirian dan selalu percaya diri. Tekun mengerjakan tugas-tugasnya dengan lebih antusias, lebih tekun, dan hanya berpikir selalu berhasil.

·Mengetahui potensi dirinya dan kapabilitasnya dalam menghadapi rintangan. Serta menggunakan kemampuannya untuk mencapai kemajuannya dan memperbaiki segala kekurangan yang ada pada diri anak didiknya.

·Membangkitkan rasa keinginan tahu siswa untuk selalu belajar dan mengali ilmu.

·Fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan situasi, serta dapat mengambil pelajaran dan pengalaman yang berharga.

·Dan tak kalah pentingnya adalah menyadari tanggung jawabnya sebagai seorang siswa.

Itulah sebagaian dari tugas kita sebagai seorang pendidik yang harus dapat membangkitkan semagat dan motivasi siswanya agar dapat mencapai cita-citanya kelak. wassalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun