Mohon tunggu...
chrisyela salaki
chrisyela salaki Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa untag surabaya 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Derrida dan Pemikiran Pos Modern: Deskontruksi dan Tantangan Terhadap Struktur Tradisional

8 Januari 2024   02:03 Diperbarui: 8 Januari 2024   06:29 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

pada artikel ini kita akan membahas tentang Pemikiran pos-modern yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam memahami kompleksitas dunia kontemporer. Salah satu tokoh sentral dalam pemikiran pos-modern adalah Jacques Derrida, seorang filsuf Prancis yang dikenal dengan konsep dekonstruksinya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pemikiran Derrida dan bagaimana dekonstruksi menjadi alat kritis dalam mempertanyakan struktur tradisional.

Derrida menantang keyakinan tentang keberlanjutan makna dalam struktur tradisional. Ia berpendapat bahwa makna tidak stabil dan rentan terhadap interpretasi yang beragam. Konsep dekonstruksi yang dikembangkan oleh Derrida mengajak kita untuk memeriksa dan membongkar struktur makna yang ada, mengungkapkan ketidakpastian dan kompleksitas di baliknya.

Dalam pemikiran Derrida, dekonstruksi tidak hanya berlaku dalam konteks bahasa, tetapi juga dalam hukum, pemikiran politik, dan budaya. Ia mempertanyakan otoritas struktur tradisional dalam berbagai bidang, menggugah kesadaran akan pluralitas makna dan memperluas ruang untuk beragam perspektif.

Dampak pemikiran Derrida terasa dalam berbagai disiplin ilmu. Dalam sastra, dekonstruksi menggoyahkan batas antara teks dan pembaca, mengajak kita untuk melihat bagaimana makna terbentuk melalui interpretasi yang beragam. Dalam filsafat, Derrida mengajukan pertanyaan kritis tentang kebenaran dan otoritas, menggiring kita untuk merenungkan fondasi pemikiran tradisional yang seringkali dianggap sebagai kebenaran mutlak. Pada tingkat budaya, dekonstruksi membuka ruang untuk mempertimbangkan beragam perspektif dan memecah batasan-batasan yang ada.

Dalam kesimpulan, pemikiran Derrida memberikan kontribusi penting dalam pemikiran pos-modern dengan menghadirkan pandangan yang merusak struktur tradisional. Konsep dekonstruksi menjadi alat kritis yang memungkinkan kita untuk memahami kompleksitas makna dan membuka pintu bagi pemikiran baru yang lebih inklusif dan reflektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun