Mohon tunggu...
Devita Christy
Devita Christy Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

SEMANGAT 45

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KKN FPB UKSW Melakukan Pembuatan Ecobrick di Dusun Jambon, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah

7 Januari 2020   13:13 Diperbarui: 7 Januari 2020   13:22 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuliah kerja nyata (KKN) merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa Sarjana (S1) Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Fakultas Pertanian dan Bisnis yang dikembangkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Dalam hal ini mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk mampu ikut membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), antara lain dengan meningkatkan intelektualitas, keterampilan (skill) dan pengabdian masyarakat melalui disiplin ilmu sebagai implementasi terhahap ilmu pengetahuan yang di terima saat kuliah agar mahasiswa dapat menjawab permasalahan atau tantangan yang ada di dalam masyarakat terutama bidang pertanian.

Kuliah Kerja Nyata angkatan 2016 dilaksanakan pada tanggal 7 November 2019 hingga 9 Desember 2019 di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Desa yang dijadikan mahasiswa FPB UKSW terdiri dari Desa Kebondowo, Desa Tegaron dan Desa Kemambang. Kecamatan Banyubiru merupakan kecamatan yang memiliki 10 desa yakni Banyubiru, Gedong, Kebondowo, Kebumen, Kemambang, Ngrapah, Rowoboni, Sepakung, Tegaron dan Wirogomo. Semua desa yang ada di Kecamatan Banyubiru memiliki keunggulannya masing-masing mulai dari seni budaya, hasil pengolahan pertanian seperti keripik ikan dan gula aren, serta panorama keindahan alam yang dimilikinya yakni hamparan luas rawa pening serta pemandangan Gunung Kendil dan perbukitan.

Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang secara keseluruhan memiliki luas sebesar 691,602 Ha dengan ketinggian wilayah berada pada kisaran 200-450 mdpl. Desa Kebondowo terdiri atas 7 dusun yakni Dusun Jambon, Dusun Jrakah, Dusun Kauman, Dusun Pundan, Dusun Kebonsari, Dusun Kebonbawang dan Dusun Kebondowo. Dengan ke-7 dusun yang dimiliki Desa Kebondowo, maka Kebondowo memiliki potensi yang beragam baik dibidang pertanian, peternakan, perikanan, industri hingga potensi agrowisata. 

Potensi yang dimiliki Desa Kebondowo adalah sebagai berikut: bidang pertanian dan perkebunan (padi, jagung, ketela, durian dan eceng gondok), bidang peternakan dan perikanan (peternakan menthok, kambing dan beberapa jenis ikan), bidang industri rumah tangga berupa kerajinan tangan berbahan dasar enceng gondok (anyaman tikar, tas, sandal dan lain sebagainya) sedangkan aneka olahan ikan berupa kripik ikan wader, keripik ikan cethol, peyek udang dan lain sebagainya. Selain itu Desa Kebondowo memiliki potensi yang tak kalah menarik adalah dibidang objek wisata, yakni rawa pening, bukit cinta dan gardu pandang.

Dusun Jambon merupakan dusun yang dapat dikatakan cukup kecil karena hanya memiliki 3 RT dengan jumlah rumah tangga sebanyak 213 kartu keluarga (KK). Namun, Dusun Jambon memiliki luas lahan pertanian sebesar 9 Ha yang terdiri atas tanah tegalan sengon dan sawah irigasi sederhana. Mayoritas warga Dusun Jambon bermatapencaharian sebagai buruh tani, ibu rumah tangga dan pegawai. Potensi yang dimiliki Dusun Jambon antaralain produksi tahu, aneka olahan makanan ringan, dan lain sebagainya. Selain potensi Sumber Daya Alam yang dimiliki, Dusun Jambon juga memiliki potensi pada Sumber Daya Manusia yang ada. Potensi yang dapat dikembangkan adalah dengan melakukan modifikasi-modifikasi cara berfikir dan pengelolaan dibidang pertanian maupun non-pertanian.

Lingkungan yang dimiliki Dusun Jambon sangatlah nyaman, dan tenang. Hal ini dapat dilihat dari sikap warga dusun tersebut yang menunjukan sikap kekeluargaannya. Selama melakukan KKN di Dusun Jambon, kami disambut dengan baik oleh warga dusun. Ketenangan dan kenyamanan yang diberikan oleh warga dusun tersebut sangatlah cukup. Namaun, hal yang dirasakan kurang selama melakukan kegiatan KKN di Dusun Jambon adalah banyaknya sampah plastik yang berserakan disekitar rumah warga bahkan disungai. Hal ini dirasa menjadi masalah, karena sampah plastik merupakan sampah yang susah terurai dan memiliki dampak buruk yang akan terjadi baik untuk lingkungan, kesehatan hewan dibawah tanah, kesehatan manusia serta mengurangi nilai estetika yang ada.

Melihat permasalahan yang ada, mahasiswa KKN FPB UKSW yang melakukan KKNnya di Dusun Jambon merancangkan program kerja pengolahan sampah plastik. Program ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik yang ada di dusun tersebut dan menambah kreatifitas warga yang ada. Sasaran dari program kerja ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang ada di dusun tersebut, hal ini dilakukan karena penggunaaan plastik cenderung banyak digunakan dalam rumah tangga. Misalnya saja bungkus bekas minyak, bungkus makanan ringan, bungkus deterjen dan masih banyak lagi.

Dokpri
Dokpri

Sampah plastik merupakan salah satu sumber permasalahan lingkungan yang dihadapi di berbagai negara bahkan juga di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, penggunaan produk plastik menyebabkan berbagai masalah yang cukup serius. Dalam dunia industri penggunaan plastik sangat diminati, karena sifat plastik yang elastis, tahan lama, kuat, dan relatif murah inilah yang membuat penggunaan plastik meningkat. Meningkatnya penggunaan plastik ini dapat berdampak negatif untuk makhluk hidup yang ada dibumi. Melihat penggunaan plastik yang semakin hari semakin sering digunakan tanpa melakukan pengolahan sampah plastik membuat mahasiswa KKN UKSW melakukan penyuluhan atau sosialisasi terkait bahaya sampah plastik dan pengolahan sampah plastik.

Oleh sebab itu, perlu adanya kesadaran untuk mengelola sampah plastik agar tidak merusak lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar adalah dengan cara melakukan pembuatan ecobrick. Ecobrick adalah metode untuk meminimalisir sampah dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik (sampah yang tidak dapa terurai atau membutuhkan waktu yang lama untuk diuraikan) hingga benar-benar keras dan padat. Dewasa ini banyak masyarakat yang telah melakukan metode ini untuk mengatasi masalah sampah plastik.

Sosialisasi ini dilakukan pada tanggal 22 November 2019 pukul 13.00 WIB bersama anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) dirumah bu Siti Sarto RT 02 Dusun Jambon. Sosialisasi ini dihadiri oleh 40 anggota Kelompok Wanita Tani Sumber Rejeki. Penyampaian yang dilakukan pada saat sosialisasi adalah dengan cara mendemostrasikan langsung cara pembuatan ecobrick dan memberikan gambaran-gambaran atau output yang didapatkan dari pembuatan ecobrik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun