Dia wanita yang paling mencintaiku Sehari semalam meregang nyawa untuk ku Darahnya tercurah hebat untuk ku Sakit yang teramat sakitnya tak dirasakannya demi jerit tangis ku... Darah susunya adalah makanan ku Digendongnya aku Dijagainya aku sepanjang masa Dituntunnya aku agar aku bisa melangkah dan berlari... Ketika aku terjatuh ke kubangan dan sebagian Sahabatku mentertawakan ku, bahkan meninggalkan ku, dia berlari pada ku, mengangkatku dari kubangan, menggendong aku, membersihkan ku dan menyembuhkan ku... Di dekat mu mata uang kehilangan nilainya, semua disediakan mu Rasa aman, kasih sayang, rasa segar dari haus dan rasa kenyang dari lapar, rasa nyaman semua ada padamu... Doa mu setiap detik yang mengenyangkan Roh ku, memperkuat setiap sel hidup ku... Tangis mu menyuburkan hidupku, membuat hidupku subur berbuah lebat... Dari mu aku mengenal Allah, dari mu aku merasakan kasih Allah, dari mu aku merasakan belaian lembut, hangatnya pelukan dan indahnya kecupan Allah. Dari mu aku tahu bagaimana menantang masa depan, karena Allah sudah di sana menungguku... Seperti Maria di depan Yesus yang sekarat dan mati di salib, Mama, engkau selalu ada untuk ku, sampai akhir ku... Dimuliakanlah engkau Mama... Wanita ku... Pahlawan ku... Kekasih hati ku... Selamat ulang tahun Mama Wiloto... Tanpamu apalah aku ini...?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H