Mohon tunggu...
Christovel Tarussy
Christovel Tarussy Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis Perjalanan Hidup

Selanjutnya

Tutup

Diary

Catatan Harian Saya

9 Juli 2024   03:37 Diperbarui: 9 Juli 2024   04:36 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

         Nuansa Kota Budaya, adalah julukan dari Kota Ternate Kota Bahari berkesan, yang menyimpan bukti sejarah sampai saat ini. Bukti Peninggalan Bersejarah, sangat dikenal khas diternate, yaitu Beberapa Benteng yang sampai saat ini dilindungi dan dilestarikan.

          Kota Ternate, juga dikenal sebagai  Kota Budaya, yang sangat dicintai oleh Masyarakat Lokal maupun Masyarakat Luar Kota Ternate.  Kota dengan Ciri Khas Gunung Gamalama, dan juga ciri khas Sumber Daya Alam yang Kaya, Cengkih, Pala, dan Juga Kelapa.

          Kisah dibalik kekayaan, nyatanya masih menyimpan ratapan masyarakat yang bisa dibilang memiliki keterbatasan Ekonomi yang minim, sehingga, sepanjang perjalanan saya, masih seringkali menemukan beberapa anak-anak yang berjualan dijalan, ada beberapa orang yang duduk di Depan Mesin ATM mereka tidak meminta-meminta, namun mereka membawa barang jualan mereka, yang walaupun terlihat sangat murah, misalnya Snack Chocholatos, dengan harga 1000 rupiah/pcs. 

          Hal ini membuat saya merasa seakan-akan berpikir, dimana Kepedulian Pemerintah, dimana Dinas Sosial, dan dimana Keluarga Mereka yang lain. Hal ini juga membuat saya berpikir dan berasumsi bahwa mereka mungkin saja tidak memiliki identitas diri, misalnya keterbatasan Ijazah, KTP belum ada, sehingga untuk melamar kerja sangat kesulitan bagi mereka untuk melamar kerja. Saya juga sering berpikir mengenai kesehatan mereka, akankan jika mereka sakit, ada jaminan kesehatan yang mereka dapatkan?

Akankan mereka memiliki Dokumen Pribadi yang bisamenjamin mereka jika sakit ? Ada juga beberapa anak kecil yang berjualan di Sekitar samping Lampu merah, menjaga lampu merah menyala, dan menawarkan jualan mereka kepada pengendara yang berhenti saat lampu merah. Dalam pikiran saya seakan-akan berpikir mereka seharusnya belajar dan bermain, mereka seharusnya merasakan yang namanya masa belajar dan bermain, belajar dan berinovasi, serta membutuhkan waktu untuk berisitirahat, saya sangat merasakan simpati yang sangat mendalam, namun saya tidak dapat berbuat apa-apa, saya bukan Anak Pejabat, Saya juga bukan Orang Kaya, saya hanya membantu sebisa saya, dan semampu saya.

        Ketika bertemu di jalan, ingin sekali rasanya menyapa mereka, dengan sapaan yang seharusnya mereka rasakan, "Sudah Makan?, Masih Sekolah ?, Kelas Berapa?, Masih Punya Keluarga ?, sayangnya kalimat itu takut saya ungkapkan, demi menjaga perasaan mereka. Saya hanya ingin mereka juga bahagia, merasakan dunia pendidikan, merasakan pertolongan setiap orang, saya yakin mereka ingin dibantu.

          Saya tidak bermaksut menyalahkan Pemerintah, namun hanya ingin dan mengharapkan agar mereka diperhatikan, mereka juga butuh hidup dan perlindungan dari Pemerintah, mohon agar pemerintah dapat memperhatikan mereka. Saya tau catatan saya ini sampai ke telinga pemerintah setempat, namun disini saya ingin sekali mengajak kepada Seluruh Teman-teman, masyarakat, dan juga keluarga dekat saya, agar dengan senang hati ikut berpartisipasi dalam membeli beberapa menu donasi yang nantinya dari donasi tersebut diserahkan langsung kepada mereka yang membutuhkan.

          Uluran tangan Bapak/Ibu, Masyarakat, Teman-teman, saya sangat mengharapkan sekali,  untuk mereka yang membutuhkan.

Akan saya perlihatkan tempat dan sudut-sudut mana mereka sering duduk, mengadu nasib mereka setiap hari. Mengharapkan Campur tangan Tuhan Yang Maha Esa, untuk mengutus orang-orang bagi Mereka yang membutuhkan.

Catatan harian saya adalah realita, yang nyata dan bukan opini.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun