Mohon tunggu...
Politik

Krisis Moral 2017

12 Februari 2017   15:11 Diperbarui: 12 Februari 2017   15:24 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tau kan Bhinneka Tunggal Ika? Ya, Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan yang telah berperan besar bagi Indonesia. Memiliki arti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Semboyan ini telah mempersatukan bangsa Indonesia hampir 72 tahun lamanya. Bangsa yang memiliki 1.340 suku, 13.466 pulau dan 748 bahasa. Betapa beruntungnya kita yang bisa menjadi bagian dari bangsa Indonesia, menjadi bagian dari keberagaman yang dimilikinya.

Di SMA saya berteman dan berinteraksi dengan manusia-manusia dari berbagai macam etnis dan agama yang berbeda. Namun dalam interaksi tersebut saya berusaha menjadikan perbedaan yang ada bukan sebagai pembatas, melainkan wadah untuk saling melengkapi.  Wadah untuk bertukar pendapat, memperbaiki jika ada pandangan yang sekiranya salah, dan menyempurnakan pandangan yang sudah benar.

Sangat disayangkan jika saja kita gagal untuk memanfaatkan keberagaman tersebut. Menggunakannya justru sebagai alat untuk memecah kesatuan, alat untuk menghancurkan sebuah sumpah. Sumpah yang berusia 89 tahun, dan rasanya telah hilang dimakan waktu. Sumpah untuk menggabungkan seluruh keberagaman itu menjadi satu.

Akan sangat miris jika nantinya kita melihat Bangsa sekaya ini hancur oleh kekayaannya sendiri. Melihat sekelompok orang yang mendominasi. Oleh karena diprofokasi menjadi mendiskriminasi. Pahlawan yang telah berjasa pasti malu, mereka menangis, mereka bingung dan mereka kecewa. Bagaimana bisa sebuah bangsa besar. Yang pernah tertindas selama 350 tahun dan mereka perjuangkan. Harus kembali hancur karena kepentingan golongan tertentu.

Apa perlu peristiwa ini disebut sebagai krisis moral Indonesia 2017? Krisis dimana mata, hati dan telinga orang-orang tertutup. Krisis dimana uang lebih penting daripada kebenaran. Krisis dimana posisi lebih penting daripada kedamaian dan persatuan. Dan krisis dimana hal kecil harus dibesar-besarkan.

Tentu kita tidak ingin krisis tersebut terjadi. Karena itu mari kita jaga persatuan yang ada. Dengan saling melengkapi dan mengayomi. Kita bahu-membahu agar Indonesia yang kita cintai ini dapat terus berjaya. Dan kita kembalikan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Maaf bila banyak kata yang kurang berkenan.

Hanya seorang anak SMA Kolese Kanisius.

Yang mencoba berkarya dan menyampaikan pendapatnya.

Christophorus Handrian #bersamamerawatperbedaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun