Mohon tunggu...
Christopher Jaya
Christopher Jaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penulis ini lahir di akhir milenium, 26 April 1999. Berarti dirinya baru memanasi bangku SMA. Penulis ini tertarik menuliskan cerita, filosofi, pelajaran dan perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ironi Pada #savehajilulung.... dan Para Pelopornya

7 Maret 2015   21:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:01 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hashtag #savehajilulung sudah memuncaki trending topic Twitter selama 2 hari terakhir. Seperti biasa, trend seperti ini nampaknya muncul dari udara tipis.

Siapa yang pertama kali punya kerjaan, dan apa pula juga tujuannya? Sampai sekarang itu masih menjadi misteri bagi saya. Tentunya orang tersebut pasti pengguna medsos, dan memiliki pengaruh besar disana.

Tapi, saya sendiri sudah menghitung, kalau trending seperti ini bukan yang pertama kalinya. Masih ingat dengan kasus Subur-Arya Wiguna, Vicky Prasetyo, dan Farhat Abbas. Well, ketiga tokoh tersebut sempat menjadi trending topic juga yang banyak dibicarakan netizen. Begitu pula dengan iklan ekstrak manggis, Bripda Dewi, Briptu Norman, dan tokoh-tokoh lainnya yang mendadak terkenal, atau sempat terkenal, karena dibicarakan oleh netizen-netizen Indonesia.

Namun diantara semua itu, mungkin hanya Abraham Lunggana saja satu-satunya politikus yang berhasil jadi bahan candaan di portal meme. Jadi saya akan memberi dua jempol kepada orang tersebut. Mungkin bila saya bertemu dengannya, saya akan berfoto selfie dengannya, lalu mengupload foto itu di Instagram saya dengan caption berfont Impact: "Berfoto dengan manusia tersakti di dunia!"

Karena saya sadar, saya adalah warga Indonesia biasa. Faktanya, kita ini suka sekali membuat orang-orang bodoh menjadi bahan candaan kita. Bahan pembicaraan kita. Apalagi bila politikus seperti Haji Lulung, yang ditulis-tulis bisa mengalahkan para tokoh meme: Chuck Norris, Mad Dog, dan Amin Richman sekaligus. Tapi dengan begitu caranya, bukankah kita seakan-akan bangga memiliki wakil di pemerintahan dengan tabiat seperti itu?

Oke, mungkin maksudnya, "Nih, ada orang bego lagi! Share sana! Sekalian gw kasih polosannya!" adalah pemikiran para netizen yang ikut-ikutan. Dan saya tidak menyalahkan, saya malah bilang bahwa inilah bukti bahwa mereka pandai memainkan suasana politik di kalangan rakyat. Mungkin ini malah melambangkan dukungan para pendukung Ahok, yang kebetulan musuh besar Lulung.

Namun, sekali lagi, dari pihak luar, ini malah akan membuat gambaran kita jadi buruk, saya pikir. Sebab, kalau masalah yang harusnya menjadi aib malah terekspos, itu akan membuktikan betapa parahnya system kita. Jadi bukannya kita harusnya malah malu, dan berusaha membungkam kejadian ini? Tidak, kita dengan kreatifnya menyebar hal ini. Hingga kalau Anda cari di google, Anda akan menemukan bahwa British Broadcast Channel (BBC) juga meliput hal ini di portal berita mereka.

Nah, kalau Pak Ahok yang diekspos dengan #SaveAhok? Itu kebalikannya, justru dengan mengekspos ada seseorang di pemerintahan yang masih jujur, paling enggak bisa mengimbangi aib di pemerintahan. Tapi bila Anda membaca baik-baik setiap tweet dengan hashtag #SaveAhok, tidak banyak yang bisa berbicara, sebab enggak bisa jadi bahan candaan. Yang ada Anda malah harus mempelajari lagi dasar hukum Ahok melakukan sesuatu.

Tidak dengan #SaveHajiLulung, karena Anda hanya butuh melanjutkan pola kekonyolannya. Konyol, dan bodoh. Bodoh. Ya, tweet-tweet yang bodoh...

Maaf saya melantur. Mari kita kembali lagi ke pokok pembahasannya. Intinya, jangan sampai kita malah kegirangan dengan adanya politikus yang berkata seenak jidat mereka, melainkan merasa malu, dan berhenti membuat mereka terkenal.

Salam dari saya, yang kebetulan juga netizen yang masih belum tahu, kenapa Lulung bisa mengalahkan ketiga tokoh meme paling sakti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun