Seoul, Korea Selatan – 3 Desember 2024 – Gelombang protes besar-besaran kembali melanda Korea Selatan. Ribuan warga dari berbagai kalangan berkumpul di Gedung Parlemen, Kota Seoul untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat. Bermula dari pengumuman penetapan darurat militer yang dilakukan oleh Presiden Yoon Suk Yeol dengan alasan  melindungi negara dari "kekuatan komunis" di tengah pertikaian parlemen mengenai rancangan Undang-undang anggaran. Hal  ini memicu kegemparan politik di Korea Selatan.
Penetapan darurat militer  memicu gelombang protes besar-besaran di luar gedung Parlemen Majelis Nasional di Seoul. Ribuan demonstran berkumpul, menyerukan pencabutan darurat militer dan berhadapan dengan pasukan keamanan.  Para anggota parlemen oposisi bergegas pergi ke Gedung Parlemen, untuk meloloskan pemungutan suara darurat guna mencabut tindakan tersebut.Â
190 anggota parlemen dari total 300, setuju 100% untuk menolak tindakan Yoon tersebun. Setelah kalah, Yoon muncul beberapa jam kemudian untuk menerima suara parlemen dan mencabut perintah darurat militer. Suara protes di luar gedung parlemen, dengan ribuan orang menyerukan pemakzulan kepada Yoon dan mencabut status darurat militer. Para demonstran mengekspresikan kemarahan dan kebingungan mereka, atas pengumuman mendadak tersebut. Mereka menilai langkah yang dilakukan Presiden mereka ini merupakan tindakan  yang otoriter, yang tidak sesuai dengan keadaan saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H