Occupy Jakarta merupakan rembetan dari Occupy Wall Street di AS. Lucu sekali, karena bangsa amerika selalu menentang paham-paham yang berbau komunisme-sosialisme (ya, saya berpendapat bahwa Occupy Jakarta - Occupy Wall Street - atau ‘franchise’ Occupy lainnya merupakan gerakan komunis-sosialis, walaupun mungkin mereka, para pencetus gerakan, tidak memaksudkan hal tersebut. Jika ada pendapat berbeda, monggo di-share-kan). Disini saya tidak bilang bahwa saya mendukung kapitalisme atau kapitalisme itu bagus, lalu komunisme-sosialisme itu buruk. Tidak, sungguh bukan itu. Saya menulis hal ini karena setahu saya bangsa indonesia (didoktrinkan) sama seperti bangsa amerika yaitu membenci dan lantang menentang komunisme-sosialisme karena ‘trauma’ dengan kata komunisme ataupun sosialisme di masa lalu. Lantas kenapa mereka memperjuangkan dan mendukung Occupy Wall Street, Occupy Jakarta atau ‘franchise’ Occupy lainnya yang tidak lain merupakan komunisme-sosialisme? (minus senjata, mungkin) Biar saya ingatkan mengenai idelogi dari Occupy Jakarta berdasarkan slogan 'mereka': "... menghendaki KESETARAAN, KEADILAN, KESEJAHTERAAN, KEMERDEKAAN, dan semua kebaikan yang seharusnya menjadi hak kita ..." (saya tidak tahu slogan Occupy Wall Street, namun saya lumayan yakin tidak jauh beda dengan Occupy Jakarta). Nah, pada slogan ini jelas ada yang salah, bahwa kesamarataan atau dalam hal ini kesetaraan tidak sama dengan keadilan, keduanya merupakan dua hal yang berbeda yang tidak tertutup kemungkinan selaras, namun bisa juga bertolak-belakang. Kesetaraan adalah ide utama dari komunisme-sosialisme. Dan lagi: "semua kebaikan yang seharusnya menjadi HAK kita ...", ini jelas sekali ide komunis-sosialisnya, bagaimana mungkin orang yang tidak melakukan apa-apa (pekerjaan atau kewajiban lain) bisa mempunyai hak? Hanya pada ideologi komunis-sosialis-lah hal tersebut mungkin.
Namun, diatas semua itu, saya setuju bahwa sistem yang berlaku sekarang di dunia sudah sangat rusak oleh karena kapitalisme. Tapi apakah cara melawan kapitalisme hanya dengan gerakan-gerakan komunisme-sosialisme? Yah, mungkin banyak orang akan menjawab ya, ”tidak ada pilihan” – mungkin itu jawab mereka. Hal ini penting karena kenyataannya ’perang’ idealisme hampir selalu berdarah walaupun awalnya terlihat damai.
Seperti yang saya katakan diatas bahwa saya tidak ingin bilang hal ini baik, hal itu buruk, saya hanya ingin memperkaya sudut pandang. Jangan salah paham. Jika cara ini ternyata efektif dalam mengubah dunia menjadi lebih baik, kenapa tidak. Cara hanyalah cara, tujuan-lah yang jauh lebih penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H