Artikel tersebut membahas tentang presiden keempat Indonesia Gus Dur yang seringkali menggunakan teks anekdot yang humoris untuk menyampaikan kritik. Saya setuju dengan penulis artikel ini. Menurut saya, Gus Dur mempunyai cara komunikasi yang unik yang bisa dipakai untuk menyampaikan pesan. Cara pemakaian anekdot untuk menyampaikan pesan bisa lebih baik daripada cara biasa, sebab pesannya disampaikan sambil menghibur.
Untuk mengetahui bagaimana Gus Dur menggunakan anekdot untuk memberikan pesan dan menghibur secara bersamaan, definisi anekdot perlu diketahui. Anekdot adalah sebuah teks yang berisi cerita yang lucu/menghiburkan yang mempunyai pesan/kritik yang tersirat di dalamnya. Anekdot dapat digunakan untuk membuat penyampaian pesan lebih baik.
Ini adalah contoh anekdot dari saya:
Pada suatu hari, Bagas menemukan sebuah celah hukum yang sangat merugikan jika tidak diperbaiki. Bagas segera memberi sebuah laporan kepada lembaga yudikatif. Lembaga yudikatif mendapat laporan dan memohon Bagas untuk menunggu dengan sabar saat mereka memperbaikinya. Temannya mendengar apa yang Bagas laporkan dan bilang ke dia "Birokrasi mereka lambat banget. Seserius apapun masalahnya, anggap aja matahari meledak sebelum mereka perbaiki hukumnya"
Dari anekdot ini, bisa terlihat bahwa teks tersebut menghiburkan dan memberi kritik. Penghiburannya dalam cerita ini terdapat pada teman Bagas yang menggunakan hiperbola untuk menjelaskan kelambatan birokrasi. Bagian lucunya adalah penganggapan hiperbola bahwa matahari akan meledak sebelum lembaga yudikatif memperbaiki hukumnya. Kritiknya tersirat di dalam lelucon tersebut, bahwa sistem birokrasi sangat lambat.
Hubungan ini dengan peristiwa di sekitar adalah cara anekdot dapat ditemukan di media sosial. Media sosial adalah saran komunikasi dan ini digunakan beberapa orang untuk membuat cerita pendek lucu yang mengkritisi sebuah masalah. Dari cara penyampaian pesan ini, lebih banyak orang melihatnya karena lucu dan juga mendapat sebuah pesan darinya.
Dari semua ini, dapat disimpulkan bahwa fungsi anekdot adalah untuk menyampaikan pesan/kritik dalam cara yang juga menghibur pendengar. Kedua fungsi ini dominan karena merupakan syarat sebuah teks terhitung sebagai anekdot. Saran yang dapat saya berikan adalah pakailah anekdot di situasi yang benar. Lihatlah konteks yang ada sebelum memilih untuk menggunakan anekdot. Ini dilakukan supaya anekdot yang dibuat tidak menyinggung orang atau membuat kesalahpahaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H