Mohon tunggu...
Christopher Manno
Christopher Manno Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Cuma mau menadpatkan nilai

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Trotoar untuk Pejalan Kaki?

13 Juni 2024   21:29 Diperbarui: 13 Juni 2024   23:08 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

 

Saat ini  Kondisi trotoar dihampir seluruh wilayah Indonesia sudah tidak lagi nyaman bagai para pejalan kaki yang melintas dikarenakan di beberapa kota besar di Indonesia trotoar telah bealih fungsi menjadi tempat untuk berdagang, parkir kendaraan dan digunakan oleh para pengguna sepeda motor. Selain itu, permasalahan yang sering terjadi yang berkaitan dengan trotoar adalah rusaknya trotoar, entah itu hancur dan berlumabang atau trotoarnya terlepas. Hal ini tentu sangat memprihatinkan sebab ini dapat membahayakan pejalan kaki.

Menurut Peneliti Madya Kementrian Pekerja Umum (PU) dalam paparan bertema "Konsep Pedoman Penyelenggaraan Pemanfaatan dan Pemeliharaan Trotoar Perkotaan", jalan-jalan di perkotaan banyak yang tidak dilengkapi dengan trotoar. Jika pun ada, menurutnya trotoar tidak berfungsi sebagaimana mestinya, karena sudah terisi oleh Pedagang Kaki Lima (PKL), parkir kendaraan, kegiatan usaha dan praktek-praktek pengelolaan informal oleh preman dan Bandar PKL atau oknum RT/RW.

Pada saat ini, saya mengambil kasus trotoar yang ada di ibu kota kabupaten Manggarai yaitu Ruteng. Sejumlah trotoar di Ruteng saat ini dalam kondisi sudah tidak layak untuk digunakan, entah itu karena sudah berlubang atau karena ada beberapa trotoar yang sudah terlepas. Hal ini tentu sangat membahayakan pengguna jalan yakni pejalan kaki. Beberapa lokasi yang memiliki trotoar tidak layak pakai contohnya trotoar pada kantor Brimob pada kelurahan Lawir, NTT dengan kondisi trotoar yang sudah terlepas. Selain itu juga pada Jalan Ahmad Yani tepatnya di depan SMPN 1 Langke Rembong terdapat lubang yang besar karena terlepasnya trotoar. Hal ini sangat berbahaya tentunya bagi pejalan kaki terlebih banyak keluhan dari anak-anak sekolah yang mengatakan banyak kasus anak-anak yang jatuh didalam lubang tersebut. Saya telah mewawancarai salah satu anak sekolah disana yaitu Teja Batumali yang mengaku pernah terjatuh kedalam lubang tersebut karena tidak melihat ada trotoar yang lepas disitu.

Selain kasus trotoar rusak atau lepas, Ruteng juga punya kasus lain tentang trotoar yaitu trotoar digunakan sebagai tempat untuk berjualan. Salah satu lokasi trotoar yang saya ambil masih pada Jalan Ahmad Yani di depan Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng terdapat beberapa pedagang yang berjualan pada trotoar. Trotoar yang semetinya digunakan untuk pejalan kaki malah disalah gunakan.

Selain kedua kasus diatas adapula orang yang menggunakan trotoar sebagai tempat parkir. Walaupun kasus ini jarang terjadi tetapi hal ini telah menyimpang dari fungsi trotoar tersebut.

Karena kasus penyalah gunaan trotoar yagn tidak sesuai dengan yang diperuntukannya dan karena banyak kasus trotoar yang rusak menyebabkan banyak pejalan kaki yang memilih untuk berjalan pada area kendaraan untuk lewat dan hal ini juga membawa pengaruh negatif entah bagi si pejalan kaki maupun bagi pengendara uang lewat.

Yang berikut solusi yang dapat saya berikan ialah:

  • Diharapkan pemerintah segera melakukan perbaikan pada trotoar-trotoar yang rusak sehinggah pejalan kaki akan merasa aman dan nyaman serta tidak mengambil jalur bagi pengendara;
  • Pemertintah diharapkan lebih tegas menyangkut fungsi penggunaan trotoar sehinggah trotoar digunakan sesuai fungsinya;
  • Selain itu diperlukan kesadaran dari masyarakat sendiri untuk bersama-sama merawat dan memanfaatkan trotoar tersebut dengan baik dan tentunya sesuai dengan yang diperuntukkan.

Jalan bukan hanya ada pengendara disana tetappi disana juga ada pejalan kaki dan bahkan ada penyandang disabilitas. Oleh karena itu mari bersama ciptakan keamanan baik bagi pengendara maupun bagi pejalan kaki sehinggah karena aman kita semua tentu akan merasa nayaman.

BIODATA PENULIS

              Christopher Manno adalah nama penulis opini ini. Penulis ini lahir dari orang tua Titus  Manno dan Naomi H'au sebagai anak ke-4 dari 4 bersaudara. Penulis dilahirkan di Bandung, 25 April 2003. Penulis menempuh pendidikan dimulai dari TK Darmawanita Ruteng  selanjutnya di SDK Ruteng 1, lalu melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Langke Rembong dan menempuh pendidikan di SMAN 1 Langke Rembong. Penulis saat ini merupakan mahasiswa Teknik Sipil semester 4 di Universsitas Katolik Santu Paulus Ruteng, dengan NPM : 22401026. Dengan demikian penulis mengucapkan terima kasih     

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun