Mohon tunggu...
Christoforus Dandy Driartaka
Christoforus Dandy Driartaka Mohon Tunggu... Freelancer - tinggal di kabupaten bekasi

sedang berkuliah di salah satu universitas swasta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sistem Fermentasi dan Roasting Tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora) di Kopi Gunung Kelir

6 Juli 2024   03:20 Diperbarui: 6 Juli 2024   03:30 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi Robusta (Sumber: Blibli Friends)

Siapa disini para pecinta kopi? sini mari merapat untuk informasi berikut dibawah ini...

Kopi robusta (Coffea canephora) adalah salah satu varietas kopi yang sangat populer di dunia. Dikenal karena rasa yang kuat dan kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan dengan kopi arabika, robusta memiliki karakteristik yang khas: pahit, sedikit astringent, dan sering kali memiliki aroma tanah yang kuat. Biji kopi robusta umumnya lebih kecil dan bulat dibandingkan biji kopi arabika, serta lebih tahan terhadap penyakit tanaman.

Kopi robusta sering digunakan dalam campuran espresso karena memberikan crema yang tebal dan tahan lama. Selain itu, harganya yang lebih terjangkau membuatnya menjadi pilihan favorit di banyak negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, robusta mendominasi sekitar 73% dari total produksi kopi nasional, dengan wilayah-wilayah seperti Sumatra, Jawa, dan Sulawesi sebagai pusat produksi utamanya.

Salah satu kawasan penghasil kopi robusta yang menonjol di Indonesia adalah Gunung Kelir di Semarang. Di sini, kelompok tani P4S Tani Manunggal menanam dan mengolah kopi robusta dengan metode yang unik dan penuh dedikasi. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami lebih dalam proses fermentasi dan roasting yang diterapkan di Gunung Kelir untuk menghasilkan kopi robusta berkualitas tinggi. Di tengah pesona perbukitan Semarang, tepatnya di wilayah Gunung Kelir, terdapat sebuah kekayaan yang mungkin belum banyak diketahui orang. Wilayah ini, yang tersebar di Kecamatan Jambu, Sumowono, Banyubiru, dan Bandungan, merupakan kawasan produksi Kopi Robusta Gunung Kelir. Dengan luas mencapai 3.085,25 hektar, wilayah ini menjadi tempat bertumbuhnya kopi robusta yang diolah dengan penuh dedikasi oleh kelompok tani P4S Tani Manunggal. Kopi robusta Gunung Kelir tidak hanya dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, mulai dari usia 12 tahun hingga lanjut usia, tetapi juga menawarkan cita rasa yang khas dan nikmat.

Fermentasi: Kunci Rasa yang Unik

Fermentasi merupakan salah satu proses penting dalam pengolahan biji kopi yang sangat memengaruhi rasa, aroma, dan kualitas keseluruhan kopi. Di P4S Tani Manunggal Gunung Kelir, metode fermentasi yang diterapkan disesuaikan dengan selera konsumen lokal yang lebih menyukai rasa asam yang pekat. Fermentasi berlangsung dalam durasi yang bervariasi, mulai dari 6 jam hingga 48 jam, yang lebih lama dibandingkan fermentasi pada umumnya yang berkisar antara 24 hingga 36 jam. Hasil fermentasi ini menunjukkan bahwa biji kopi robusta yang difermentasi selama dua hari dua malam mulai menampakkan rasa asam yang signifikan, dengan kadar alkohol yang dihasilkan sebesar 1,8%.

Salah satu metode fermentasi yang menarik perhatian adalah fermentasi wine. Proses ini dimulai dengan pemilahan dan pencucian biji kopi segar yang baru dipanen. Biji kopi yang telah dicuci kemudian dimasukkan ke dalam karung plastik ganda untuk menjaga kadar alkohol. Selama 30 hari, biji kopi tersebut dibiarkan berfermentasi di tempat yang kering. Setiap minggu, biji kopi dijemur selama 5 jam tanpa terkena sinar matahari langsung hingga mencapai total waktu fermentasi selama 51 hari. Proses ini menghasilkan biji kopi dengan cita rasa yang khas dan unik.

Roasting: Menghasilkan Rasa Optimal di Setiap Butir Kopi

Proses roasting adalah tahap penting yang menentukan kualitas akhir kopi. Di P4S Tani Manunggal Gunung Kelir, roasting dilakukan dengan dua metode: menggunakan alat roasting otomatis dan metode tradisional dengan guci tanah liat.

Hasil Roasting Kopi Robusta Gunung Kelir (Dokumen Pribadi)
Hasil Roasting Kopi Robusta Gunung Kelir (Dokumen Pribadi)

Dengan mesin roasting otomatis, operator terlatih memastikan setiap biji kopi dipanggang dengan sempurna. Proses ini dimulai dengan memanaskan mesin pada suhu 129C selama 10 menit, kemudian menampung 13 kg biji kopi hijau untuk penyangraian pertama selama 45 menit. Roasting berikutnya berlangsung selama 30 menit. Metode ini memberikan kontrol suhu dan waktu yang konsisten, sehingga menghasilkan biji kopi dengan kualitas yang merata. Metode roasting tradisional menggunakan guci tanah liat adalah warisan berharga yang masih dipertahankan. Petani atau pengrajin kopi yang terampil memanaskan guci tanah liat selama 10 menit sebelum melakukan roasting selama 30 menit. Proses ini membutuhkan pengontrolan suhu yang teliti untuk memastikan setiap biji kopi mencapai tingkat kematangan yang sempurna. Metode ini memberikan rasa dan aroma yang unik, serta mempertahankan cita rasa khas yang dihasilkan dari proses penyangraian manual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun