Secara harafiah, jurnalis memiliki arti kegiatan jurnalistik yang mengumpulkan atau menghimpun, mengolah, dan melaporkan atau mempublikasikan tentang peristiwa terkini, isu, tren, serta hal-hal yang berkaitan denganmasyarakat. Namun saat ini, jurnalis tidak melulu dikaitakan dengan kegiatan jurnalistik yang prosesnya masih konvensional. Saat ini kegiatan jurnalistik sudah didukung oleh hal-hal dan teknologi yang lebih canggih. Ada internet yang bisa mempercepat penyebaran berita serta memudahkan khalayak untuk menikmatinya.
Karena kecanggihan teknologitersebut, jurnalistik mengalami evolusi. Beberapa evolusi yang terjadi misalnya pengetahuan para jurnalis bisa didapat melalui proxy, baik itu internet, radio, atau sesuatu yang lain; jarak dapat diatasi dengan kecanggihan teknologi; serta jurnalis lebih bersifat independen.
Masyarakat jaman sekarang sepatutnya berterimakasih pada internet. Dengan kecanggihan nirkabel yang telah diciptakan itu, kita bisa bertukar pesan melalui email, namun apakah kita pernah memanfaatkan kecanggihan tersebut untuk menjadi citizen journalism? Ada baiknya kita turut meramaikan dunia berita online dengan turut berkecimpung atau berkontribusi dalam menjadi corong masyarakatagar dapat memberikan variasi berita bagi khalayak luas.
Berkaitan dengan internet sebagai fasilitas baru dalam menyiarkan berita, ada istilah baru dalam dunia internet. Adalah Web 2.0 yang merupakan sebuah frase yang diciptakan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004, yang mengacu pada generasiyang dirasakan sebagai generasi kedualayananberbasis web—sepertisitus jaringan sosial,wikipedia, perangkat komunikasi, danfolksonomi—yang menekankan pada kolaborasi online dan berbagi antar pengguna.Ungkapan tersebut digunakan sebagai judul untuk serangkaian konferensi, dan sejak itu menjadi banyak diadopsi. Pengertian lainnya adalah bahwa Web 2.0 adalah jaringan platform, semuanya terhubung pada perangkat.
Prinsip-prinsip penting tentang Web 2.0 antara lain web sebagai platform, data sebagai kekuatan pendorong, inovasi dalam perakitan sistem dan situs terdiri dari fitur-fitur dan adanya open source, ringan model bisnis, serta mudah untuk diambil oleh pengadopsi awal.
Infrastruktur teknologi yang kompleks dan berkembang dari Web 2.0 termasuk server parangkat lunak, konten, pesan protokol, standar berbasis browser dengan plug-in dan eksistensi, serta berbagai aplikasi klien. Web 2.0 juga memiliki kemampuan penyimpanan informasi, serta sharing melebihi apa yang masyarakat pernah harapkan sebelumnya. Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan.
Saya melihat, dengan adanya kecanggihan teknologi yang saat ini, jurnalis bisa mengembangkan kemampuannya melalui situs jejaring sosial yang ada. Dijelaskan bahwa web 2.0 memungkinkan penggunanya untuk mengakses berita tanpa harus masuk ke dalam situs yang bersangkutan. Fenomena semacam ini mungkin bisa dilihat pada situs wikipedia. Dalam situs ini, orang bisa ikut serta untuk sharing pengetahuan mereka karena situs ini sifatnya bisa diedit oleh siapapun.
Web 2.0 juga bersifat menggabung-gabungkan informasi dari siapapun agar orang lain bisa menikmatinya. Kalau yang saya lihat, mungkin sistem semacam ini bisa kita temui di kaskus atau forum dalam vivanews.com. Atau mungkin jika tidak mengikuti keanggotaan dalam sebuah situs tertentu, kita bisa saling share pengetahuan melalui blog yang kemudian ditautkan pada blog orang lain juga. Sistem semacam ini seakan seperti supermarket pengetahuan, dimana orang-orang bisa dengan nyaman memperoleh berbagai macam ilmu tanpa harus secara langsung membuka situs tertentu.
Menjadi jurnalis di era canggih seperti saat ini memiliki wilayah dan keahlian masing-masing. Tidak semua orang mempunyai pengetahuan akan berbagai macam hal. Akan menjadi lebih baik jika kita tetap menjadi diri sendiri dan menguasai pengetahuan yang memang kita kuasai. Selanjutnya dengan fasilitas internet tersebut kita mempublikasikan berita atau informasi yang kita miliki. Kecanggihan dan fasilitas Web 2.0 lah yang kemudian akan memudahkan para user atau pengguna dalam mengakses berbagai macam berita atau informasi lainnya.
Contoh nyata adanya Web 2.0 yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia misalnya Flickr, YouTube, Blog, dan Wikipedia. Khalayak atau pembaca tidak perlu susah payah mencari isu-isu tertentu untuk memperkaya wawasannya. Web 2.0 juga membuat para penggunanya lebih interaktif karena disitu pengguna bisa langsung memberikan opininya terkait berita yang jurnalis telah publikasikan.
Internet telah mempermudah segalanya termasuk bagi jurnalis. Namun kemudahan ini tidak semestinya menggusur keberadaan media-media seperti koran dan televisi. Memang, secara kecepatan dan keragaman berita mungkin internet lebih variatif, namun secara kedalaman berita masih kalah dibanding cetak dan menurut saya media-media seperti TV dan koran tidak akan tergerus begitu saja karena mereka tetap punya khalayaknya sendiri.
Daftar bacaan:
2009.Inteligent Dialogue: The Future of News. New York : The Porter Novelli
New Journalist for New Media, diambil dari Jurnal Comanescu
Artikel Web 2.0
Editor: Veronika Sekar Hayu W.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI