Mohon tunggu...
Christ Lisangan
Christ Lisangan Mohon Tunggu... Dosen - News and Science

Full-time lecturer and aviation enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Diary

Senja Jakarta dan Bisikan Damai Bersamamu di Tengah Hujan

27 Juni 2024   21:59 Diperbarui: 27 Juni 2024   22:02 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler


Langit Jakarta menangis, air matanya membasahi jalanan yang hiruk-pikuk. Di dalam mobil yang terjebak macet, melodi "Damai Bersamamu" mengalun merdu, seolah menjadi payung bagi jiwaku yang basah oleh hujan dan kepenatan. Suara Chrisye, sang maestro, memelukku erat, mengajakku mencari ketenangan di tengah badai kehidupan.

Aku memejamkan mata, membiarkan diriku terhanyut dalam alunan syahdu. Bayangan diriku muncul, bukan di tengah derasnya hujan, melainkan di sebuah pondok kecil di tepi danau yang tenang. Suara gemericik air hujan di atap menjadi melodi pengantar tidur yang menenangkan.


Tiba-tiba, sebuah bisikan lembut merasuki benakku, mengingatkan akan perjalanan dari Bandung ke Jakarta yang kulakukan sore ini. Hujan deras mengiringi setiap kilometer perjalanan, namun melodi "Damai Bersamamu" yang terngiang di telingaku menjadi teman setia yang menenangkan. Liriknya yang puitis, "Sabda-Mu bagai air yang mengalir, basahi panas terik di hatiku," bagai air hujan yang membersihkan segala kekotoran hati.

Aku tersadar, bahwa di tengah derasnya hujan kehidupan, aku harus tetap tegar dan berserah diri pada Sang Pencipta. Doa-doa yang kupanjatkan bagaikan perahu yang membawaku mengarungi lautan kehidupan yang bergelombang.

Dalam kegelapan dan dinginnya hujan, "Damai Bersamamu" menjadi pelita yang menghangatkan. Lagu ini mengingatkanku akan pentingnya menjaga hati tetap bersih dan jujur, menjauhi godaan duniawi yang hanya akan menjerumuskanku dalam kubangan dosa.

Hujan akhirnya reda, menyisakan aroma tanah basah yang menyegarkan. Jiwaku kini terasa lebih damai. "Damai Bersamamu" bukan sekadar lagu, melainkan sebuah perjalanan spiritual menuju kedamaian abadi. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta, mencari kedamaian dalam setiap tetes hujan, setiap hembusan angin, dan setiap denyut nadi kehidupan.

Mungkin, kedamaian sejati bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah perjalanan panjang yang penuh rintangan. Namun, aku yakin, dengan setiap langkah yang kuambil, aku akan semakin dekat dengan Sang Pencipta, merasakan kehadiran-Nya yang menyelimuti jiwaku dengan cinta kasih yang tak terhingga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun