Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia. Dalam upaya untuk menekan penularan dan meningkatkan angka kesembuhan, peran aktif masyarakat, khususnya keluarga pasien, sangatlah penting. Maka dari itu, mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) Christine Agustya Daneswara menginisiasi program inovatif dalam penanggulangan Tuberkulosis (TB) melalui pemberdayaan keluarga. Program yang melibatkan mahasiswa sebagai penggerak yang fokus pada penguatan peran keluarga sebagai Pengawas Minum Obat (PMO) di Desa Danurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Program ini bertujuan untuk mendukung proses pengobatan pasien TB dengan mengajak keluarga pasien TB sebaga PMO untuk memastikan kepatuhan dalam pengobatan. Tak hanya itu, peran PMO selain membantu memastikan minum obat, juga memantau perkembangan kesehatan, efek samping obat yang diminum, dan memberikan dukungan moral bagi pasien TB.
“Pentingnya keterlibatan keluarga dalam pengobatan TB memang sangat perlu dilakukan dan membutuhkan pengawasan, hal ini dapat mengoptimalkan proses kesembuhan pasien TB,” ungkap Ibu Heriyani, Kader TB Desa Danurejo.
Kegiatan dimulai dengan melakukan kunjungan ke rumah pasien TB lalu memberikan edukasi kepada keluarga terkhusus anggota yang menjadi PMO menggunakan Pamflet “Bersama Mengawal Kesembuhan TB Bersama PMO”. Pamflet ini memuat informasi yang penting tentang TB dan PMO, yaitu penjelasan TB dan PMO, sosok penting PMO, peran serta tanggung jawab PMO, fakta dan mitos TB yang ditakuti oleh Masyarakat, serta bagaimana cara merespon stigma Masyarakat tentang TB.
Tak hanya melakukan edukasi kepada keluarga pasien TB, tetapi juga kepada kader kesehatan yang ada di Desa Danurejo tersebut melalui kegiatan rutin PKK dan Kader Kesehatan, agar informasi tidak hanya ditujukan kepada yang bersangkutan tetapi kader kesehatan juga dapat mengerti sehingga dapat membagikan kepada masyarakat sekitar.
Dengan program ini, diharapkan tidak hanya pasien TB dan keluarga, tetapi juga Masyarakat umum dapat lebih memahami tentang pentingnya peran PMO dalam penanganan TB.
Program ini memberikan hasil positif, dengan adanya peningkatan pemahaman yang signifikan dari keluarga pasien dan kader kesehatan yang ada di Desa Danurejo mengenai peran PMO, sehingga keluarga merasa lebih terinformasi untuk membantu pasien dan Masyarakat menjadi sadar tentang fakta dan mitos terkait stigma terhadap TB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H