Mohon tunggu...
Christina Wildelia Easter
Christina Wildelia Easter Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Universitas Tanjung Pura

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potret Kehidupan Seorang Lansia Penerima Bantuan Sosial di Kota Pontianak

13 April 2024   21:18 Diperbarui: 14 April 2024   14:45 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi diambil sendiri

Di tengah Desa Parit Baru di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak terdapat seorang wanita berusia 75 tahun bernama Ibu Saodah. Beliau adalah seorang janda yang hanya memiliki satu orang anak yang sudah berkeluarga. Suami Ibu Saodah sudah lama meninggal dunia. Pada saat ini Ibu Saodah tinggal bersama anak, menantu, dan ketiga cucunya. Kegiatan yang biasa dilakukan beliau selain bekerja adalah mengurus cucunya yang masih berusia 2 tahun. Ketika Bu Saodah sakit biasanya keluarga akan membawanya berobat ke puskesmas, bagi mereka biaya berobat ke puskesmas lebih murah bagi mereka yang tidak memiliki kartu BPJS.

Bu Saodah tidak pernah menginjak bangku sekolah, Diusianya yang sudah memasuki lanjut usia ia masih bekerja, beliau merupakan seorang buruh tani yang bekerja di lahan sawah milik orang lain. Bersama dengan teman-temannya, setiap hari mereka berangkat ke sawah dengan berjalan kaki, menempuh perjalanan selama 20 menit. Saat masa panen tiba, beliau mampu menghasilkan 100kg padi, dan setiap 1 kg padi yang berhasil dipanen, Bu Saodah mendapatkan uang sebesar Rp6.000, Namun biasanya hasil panen Bu Saodah tersebut tidak semuanya dijual, sebagian digunakan untuk konsumsi pribadi. Pendapatan yang dihasilkan beliau biasanya dialokasikan untuk membantu anaknya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membeli makanan, membayar tagihan Listrik, dan lain-lainya. Ibu Saodah tidak memiliki aset kendaraan maupun alat-alat elektronik, karena ia menumpang hidup di rumah anaknya.

Dokumentasi diambil sendiri
Dokumentasi diambil sendiri
Menumpang hidup dengan anaknya, rumah tempat Bu Saodah tinggal berukuran 16 m2 x 6 m2, dengan ruang  yang terdiri dari tiga kamar tidur, satu dapur, satu kamar mandi, dan satu ruang tamu. Dinding ruang tamu mereka terbuat dari tripleks, sedangkan dapur menggunakan semen, atapnya berupa seng, dan lantainya terbuat dari keramik di bagian depan dan semen di dapur. Sumber air minum yang biasa digunakan oleh Bu Saodah  adalah air hujan, sedangkan untuk mandi dan mencuci biasanya menggunakan air parit yang disedot. Listrik yang digunakan sebesar 450 kWh, dengan biaya bulanan sekitar Rp113.000.  Di rumah tempat Bu Saodah tinggal terdapat alat-alat elektronik yaitu kipas angin, rice cooker, dan mesin cuci. Bahan bakar yang digunakan untuk masak sehari-hari adalah gas, biasanya Bu Saodah makan sebanyak  2 hingga 3 kali dalam sehari.

Dokumentasi diambil sendiri
Dokumentasi diambil sendiri

Beliau mulai menerima bantuan sosial dari Program Keluarga Harapan (PKH) sejak tahun 2017, jenis bantuan yang ia terima adalah untuk program bansos bagi lansia. Bantuan yang ia terima berupa uang sebanyak Rp600.000 yang akan ia terima setiap 3 bulann sekali. Bukan hanya Bu Saodah, keluarga anaknya beliau juga menerima bantuan sosial dari Program Keluarga Harapan (PKH).

Wawancara dan observasi dilakukan pada Februari-Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun