Mohon tunggu...
Christina Suparwanti
Christina Suparwanti Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

hobi membaca, menulis dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendidik dengan Kasih dan Belas Kasih

9 Desember 2024   12:35 Diperbarui: 9 Desember 2024   12:37 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemaparan narasumber (foto : Tofan ST)

Bertempat di Rumah Pembinaan Carolus Borromeus Syantikara Yogyakarta pada hari Jumat hingga Sabtu, 6-7 Desember 2024 seluruh guru dan karyawan SMA K Sang Timur Yogyakarta mengikuti rekoleksi Bersama. Rekoleksi ini juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Karya Sang Timur Korwil DIY-Jateng, Sr. Yosefina, PIJ. Tak ketinggalan juga Kepala sekolah SMA K Sang Timur Yogyakarta Sr. Antoni, PIJ turut hadir dalam rekoleksi tersebut. Mereka mengikuti rekoleksi dari awal hingga akhir sehingga menambah semangat dari para peserta. Bertindak sebagai narasumber atau pemateri dalam rekoleksi ini ialah Dr. Agus Widodo, Pr., M.Hum. Selain sebagai romo atau pastor di Seminari Tinggi Kentungan, beliau juga seorang dosen di Fakultas Teologi Program Studi Filsafat Keilahian Program Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Rekoleksi yang berlangsung selama dua hari ini bertujuan membangun keakraban dan kerjasama yang lebih intens diantara pendidik dan tenaga kependidikan agar dalam mendampingi siswa-siswi di SMA K Sang Timur lebih maksimal sehingga membuahkan kebaikan bagi semuanya.

Dalam pemaparannya selama rekoleksi ini Dr. Agus Widodo, Pr., M.Hum  menjelaskan bahwa menjadi pendidik dan tenaga kependidikan merupakan panggilan dan perutusan sehingga diharapkan para pendidik dan tenaga kependidikan memiliki spirit untuk mencintai panggilan tersebut. Sekolah sebagai institusi pendidikan atau alma mater memiliki tugas penting yaitu  membimbing atau memberi makan pada setiap anak didik dengan makanan (ilmu pengetahuan). Dengan demikian sekolah sebagai institusi pendidikan hendaknya menjadi tempat yang nyaman dalam memberi nutrisi, baik itu nitrisi  intelektual dan spiritual kepada siswa-siswi. Bagaimana mencipakan tempat yang nyaman itu ? Salah satunya dengan menganalogikan bahwa sekolah adalah rumah, kelas adalah ruang makan dan guru beserta siswa-siswi adalah penghuninya. Dengan demikian suasana kekeluargaan dapat terbangun dengan baik, sehingga relasi yang terjalinpun diharapkan harmonis layaknya rumah sungguhan. Memang bukan sebuah proses yang gampang dan mudah untuk mewujudkan itu, perlu kerjasama dan pengertian diantara semuanya untuk mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan.

Agus Widodo juga menjelaskan bahwa proses untuk mencapai suasana belajar yang menyenangkan  perlu cara dan prinsip. Cara yang ditawarkan diantaranya para pendidik dan tenaga kependidikan harus berani mengupdate diri melalui kursus, pelatihan bahkan kuliah. Dalam mencari atau menyediakan bahan pembelajaran juga harus jeli sebelum disajikan kepada para siswa-siswi, disamping itu para guru juga diharapkan mampu menganalisis kebutuhan saat ini, apakah guru masih dibutuhkan ataukah siswa-siswi yang dibutuhkan sehingga kegiatan belajar didalam kelas dinamis dan menyenangkan, tidak monoton. Sementara prinsip yang disampaikan untuk mencapai pembelajaran yang menyenangkan antara lain guru dan karyawan hendaknya mencintai dan mensyukuri panggilan dan perutusan sebagai alma mater sehingga dengan rasa cinta dan syukur tersebut akan membuahkan suka cita. Karena cinta itu ada dihati institusi juga dihati para pendidik dan tenaga kependidikan maka segala sesuatu dilakukan dengan hati sehingga Joyful learning akan terwujud.

Guru & karyawan bersama narasumber (foto : Agnes ST)
Guru & karyawan bersama narasumber (foto : Agnes ST)

Guru & karyawan beserta narasumber (foto: Tofan ST)
Guru & karyawan beserta narasumber (foto: Tofan ST)

Rekoleksi selama dua hari ini berjalan lancar dan menyenangkan. Para guru dan karyawan aktif bependapat, saling memberi semangat satu sama lain agar nantinya saat kembali ke sekolah suasana kekeluargaan dan kerjasama semakin erat terjalin sehingga para peserta didik pun semakin nyaman mengenyam Pendidikan di SMA K Sang Timur Yogyakarta. Rangkaian kegiatan rekoleksi ini ditutup dengan misa syukur yang dipimpin oleh Romo Agus Widodo, Pr. Dalam homilinya romo menegaskan bahwa sebagai pendidik dan tenaga kependidikan diharapkan mampu menunjukkan, membuka jalan dan menghantarkan siswa-siswi dengan seiring berjalan bersama dan selalu bersinergi. Sebagai pendidik dan tenaga kependidikan bertugas menabur benih-benih yang baik sehingga dapat bertumbuh, berkembang dan menghasilkan buah yang baik pula. Tentu saja kita harus percaya bahwa Tuhan turut bekerja pula. Kemudian sebagai pendidik dan tenaga kependidikan hendaknya tergerak untuk memiliki semangat belas kasih yang terus bertumbuh karena kasih dan belas kasih akan menumbuhkan kebaikan.(christ)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun