Mohon tunggu...
christina stephanie
christina stephanie Mohon Tunggu... -

Mencintai seni dan perbendaharaan sejarah. Mempunyai pandemonium kata-kata di dalam hatinya. Mau berkunjung?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jemari Lentik “Jeeb” dan “Wong”, Permata dari Thailand

21 Maret 2014   23:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:39 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Menarilah dengan jiwa, maka raga akan memperkenalkan jati dirimu pada dunia”

Sekiranya, petikan kalimat di atas dapat melukiskan kecintaan saya akan seni tari. Maka, ketika nama salah satu akun media sosial saya dicantumkan sebagai salah satu pemenang kuis dari Woman’s Health Indonesia (WHI) untuk mengikuti workshop tari tradisional Thailand di The Royal Thailand Embassy , Jakarta pada 2 Maret 2014 silam, rasanya seluruh bagian tubuh saya meloncat kegirangan sebagai tanda tidak sabar untuk bergoyang dalam alunan nada musik khas Thailand. Kegemaran saya menari ini pasti akan tambah sempurna dengan mempelajari ragam tarian mancanegara, apalagi negeri gajah putih yang sudah terkenal akan kebudayaannya yang kaya.

Dan benar saja, workshop ini benar-benar sarat akan nilai kebudayaan dan juga manfaat. Awal pembukaan acara, kita sudah disuguhkan alunan perpaduan dari berbagai alat musik tradisional Thailand, seperti Pong Lang dan lainnya, yang dibawakan oleh 7 (tujuh) pemain musik. Kata sambutan lalu diberikan oleh Mbak Cici Pangestu selaku perwakilan dari WHI dan Bapak Nithee Seeprae, Director of Tourism Authority of Thailand (TAT). Bapak Nithee mengutarakan bahwa workshop ini ditujukan untuk memperkenalkan kebudayaan Thailand melalui seni tari kepada masyarakat Indonesia, dengan khusus mendatangkan kru lengkap dari Chantaburi College of Dramatic Art Thailand.

Pagelaran tari pun dimulai dengan Natalilamalarangsan, tarian topi yang dibawakan oleh tiga penari perempuan yang menggambarkan kebijaksanaan dan identitas, dan senyuman yang ramah dari wilayah timur Thailand. Tarian kedua adalah Tarian Chatri , yang dibawakan oleh sepasang penari dengan lengkap memakai kostum tradisional Thailand. Tarian ini berasal dari wilayah selatan Thailand. Tarian terakhir adalah tarian yang berirama cepat dan ringan dibawakan oleh dua pasang penari, Tarian Serng Pong Lang yang berasal dari timur utara Thailand.

Workshop tari pun lalu dimulai dengan mengajarkan 2 (dua) gerakan dasar tangan yang merupakan esensi dari tarian Thailand, yaitu mengatupkan jari jempol dan telunjuk diikuti dengan gemulai tiga jari lainnya (Jeeb) dan membuka telapak tangan dengan lentiknya dengan jempol mengarah ke dalam telapak (Wong) oleh Ibu Chan dan beberapa pengajarlainnya.Saya dan peserta workshop pun tenggelam dalam konsentrasi yang dihiasi oleh tawa, sebagai tanda bahwa kami sangat menikmati kegiatan ini dengan senangnya.

Di akhir acara, Mbak Cici Pangestu dari WHI mengutarakan bahwa total kalori yang dibakar oleh para peserta yang tadi mengikuti workshop adalah sebesar 500 kalori. Itu baru dilakukan oleh penari amatir, bayangkan jika dilakukan oleh penari profesional yang sudah menguasai koreografi dan teknik. Kalori yang terbakar niscaya lebih banyak terbakar. Menari sendiri memang dasarnya adalah suatu latihan olah tubuh yang akan meningkatkan kinerja jantung dan paru-paru, serta meningkatkan keseimbangan dan koordinasi. Dengan demikian, menari selain sebagai bentuk apresiasi seni, juga membuat tubuh bergerak dan sehat.

Selain para peserta workshop, anak – anak dari komunitas Thailand Jakarta pun tak ketinggalan ikut mempertunjukkan bakat menari mereka di depan para peserta dan beberapa tamu lainnya yang hadir, termasuk Ibu Duta Besar Thailand, Ibu Pasakorn Siriyaphan. Acara pun diakhiri dengan sesi foto bersama, pemberian plakat dan goodie bag untuk seluruh peserta workshop.

Menyenangkan, menantang dan memberi manfaat. Demikian kesan yang saya petik dari workshop tari Thailand ini. Terima kasih untuk Woman’s Health Indonesia dan Royal Thailand Embassy untuk kesempatan yang langka ini. Salam tari. (Chrysta Christina )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun