Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saya Berulang Tahun Pada Hari Ibu

22 Desember 2024   10:30 Diperbarui: 22 Desember 2024   14:40 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cahaya mentari bulan Desember memang tak begitu terik
Meski jam di dinding telah menunjukkan pukul 10.30 pagi
Mendung pun sudah mulai menggantung pada langit
Sebelum bulir-bulir hujan yang melekat padanya menjatuhkan diri
Saat-saat di mana saya lahir menghadap Ibu Pertiwi
Rebah di dalam pangkuannya dengan senyum manis
Bersama rintik hujan usai melintasi langit demi langit
Setelah lama memendam rindu untuk menghirup hawa bumi

Tampak seorang bocah perempuan mungil berlarian di pematang sawah
Boleh dicatat namanya adalah Mbak Halimah, anak dari sepupu ibu saya
Kira-kira tujuh tahun usianya
Kata ibu saya, ia begitu lucu saat menggunakan kalimat sederhana yang ia bisa
Untuk mengabarkan berita bahagia akan kelahiran saya
Kepada seluruh kerabat dekat yang sedang berada di sawah
Dan saya tak bosan-bosannya meminta ibu saya menceritakannya
Karena kisah itu benar-benar membuat kehadiran saya terasa sangat istimewa

Ibu saya memang hebat
Selalu punya cara untuk meyakinkan betapa spesialnya hari kelahiran saya
Yang bertepatan dengan peringatan Hari Ibu Nasional
Sebuah hari istimewa untuk merayakan betapa pentingnya peran ibu di dalam keluarganya
Baik untuk suami tercinta, anak-anaknya, maupun untuk lingkungan sosialnya
Ya, tanggal 22 Desember adalah hari pembukaan kongres perempuan pertama Indonesia
Diselenggarakan di Yogyakarta pada tahun 1928
Sebagai tonggak sejarah bersatu padunya para wanita Indonesia
Dalam meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara
Yang kelak kemudian diresmikan menjadi Hari Ibu Nasional 

Kata Ibu, kongres itu adalah momen untuk memperkuat pendidikan kepanduan bagi perempuan
Juga untuk mencegah perkawinan pada anak-anak yang pernah dialaminya
Ya, ibu saya memang pernah dinikahkan pada saat masih anak-anak, meski pada akhirnya gagal
Dan keberuntungan pun kemudian berpihak kepadanya
Seperti semilir angin senja yang pernah menyapanya di dalam keheningan
Tatkala kedua orangtuanya berkenan kembali menyekolahkannya
Menjadikannya perempuan pertama di desanya
Yang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi setelah lulus dari Sekolah Rakyat
Dengan rambut dikepang dua, saya membayangkan begitu cantiknya ibu saya menuju Sekolah Guru Bawah 
Meski untuk itu, ia harus rela berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh di pagi buta
Menuju stasiun kereta api agar dapat bertolak ke kota Kepanjen (Malang) tempat sekolahnya berada

Di masa sekarang arti dan makna hari ibu tentu tak lagi sama
Dan tak perlu dipermasalahkan karena zaman memang terus berubah
Situasi dan kondisi yang dihadapi juga pasti berbeda
Di zaman sekarang, perempuan diharapkan dapat berdaya dengan merdeka
Menuju kebahagiaan yang hakiki sebagai pribadi, istri, ibu dan juga bagi lingkungan sosialnya
Tentu tak masalah bila Hari Ibu Nasional diperingati dengan berbagai cara dan makna
Untuk mengungkap rasa cinta kepada para ibu tercinta dengan lebih jujur dan apa adanya
Menghargai hal-hal sederhana dengan makna mendalam
Toh dari semua cara dan makna, yang terpenting didasari dengan ketulusan
Seperti teladan dari Ibu Pertiwi yang merupakan ibu dari semua para ibu kita
Yang senantiasa ikhlas tanpa pamrih memberikan perlindungan dan pemeliharaannya
Kepada semua makhluk tanpa terkecuali dengan senyum terkembang

Dan hari ini, bolehkah bila kepingan-kepingan memori itu kembali datang kepada saya?
Yang selalu hadir pada bulan Desember disertai dengan hujan kenangan?
Tentu saja tak lepas dari kisah tentang saya dengan ibu saya
Ketika saya masih menjadi bocah perempuan dengan usia belum genap tahun kelima
Hari di mana saya mengenakan gaun putih dan menari bebas berputar-putar dengan hati riang
Bersiap dengan penuh semangat menghadiri undangan acara ulang tahun anak tetangga
Yang umurnya baru menginjak satu tahun dan tampak manis dengan kue tart di hadapannya
Hari itu, saya datang dan mengikuti seluruh rangkaian acara dengan hati bahagia
Hingga sesampai di rumah pun senyum saya masih saja terkembang
Yang menyulut keberanian saya untuk bertanya tentang perayaaan hari ulang tahun saya yang pertama
Meski rasanya itu tak mungkin terjadi, mengingat kondisi ekonomi keluarga saya yang terbatas

Siapa sangka angin bahagia melesap begitu sempurna menembus hati saya
Ibu mengatakan ada perayaan ulang tahun untuk saya
Pada tahun pertama dan begitu spesial meski tanpa kue tart
Tetapi, ibu tidak merayakan ulang tahun saya pada bulan Desember tanggal dua puluh dua
Meskipun tanggal kelahiran saya itu telah tercatat dengan jelas pada surat kelahiran
Meskipun ibu juga selalu meyakinkan bahwa angka pada tanggal kelahiran saya adalah istimewa
Ibu memang membuatkan bubur merah putih untuk selamatan di setiap hari kelahiran saya
Mengundang orang-orang di kampung untuk makan bersama dan sebagian dibawa pulang
Hingga saya menyadari bulan Desember telah memberikan dua hari istimewa
Untuk saya bersyukur atas kelahiran saya di dunia....
"Hari ulang tahunmu yang pertama dirayakan pada hari wetonmu. Jika ingin tepat pada tanggal 22 Desember, tunggulah sampai usia 39 tahun..." 
Begitulah ibu saya yang hebat menjawab di dalam ketenangannya

Hari ini saya berulang tahun
Tepat pada hari ibu
Hari yang selalu membuat saya ingat ibu
Sosok wanita hebat yang senantiasa saya rindu
Tiap kali saya merayakan hari ulang tahun
Dalam kesendirian di bawah langit mendung
Tanpa kue tart maupun pesta ulang tahun
Benar-benar dalam senyap dan penuh nuansa syahdu
Dan hari ini saya sungguh-sungguh merasakan rindu pada ibu
Rindu yang teramat sangat dalam....

Ibu saya memang telah lama menetap di Surga
Tetapi semangatnya ternyata tetap tertinggal pada saya
Semangatnya yang senantiasa mengupayakan kemerdekaan bagi anak-anaknya
Bolehkah pada momen Hari Ibu Nasional kali ini saya memberikan hadiah spesial?
Sebuah doa indah yang sangat amat rahasia di dalam ruang batin saya yang terdalam?
Bukan puisi indah seperti yang sudah-sudah
Bukan cokelat atau bunga mawar dengan harumnya yang semerbak
Bukan bumbu dapur untuk memasak yang tak lagi dapat dilakukannya
Apalagi beragam produk perawatan kulit atau kecantikan
Yang ibu saya suka semasa hidupnya

Cahaya mentari bulan Desember memang tak begitu terik
Meski jam di dinding telah menunjukkan pukul 10.30 pagi
Mendung pun sudah mulai menggantung pada langit
Sebelum bulir-bulir hujan yang melekat padanya menjatuhkan diri
Saat-saat di mana saya lahir menghadap Ibu Pertiwi
Rebah di dalam pangkuannya dengan senyum manis
Selamat Hari Ibu Nasional 2024 yang jatuh pada hari ini
Selamat bagi semua para ibu dan calon para ibu tanpa terkecuali
Semoga selalu bersemangat dan berdaya pada hari ini
Demi masa depan gemilang yang juga akan menjadi hari ini
Di dalam pemeliharaan dan perlindungan Ibu Pertiwi 
Yang senantiasa ikhlas tanpa pamrih

Selamat Hari Ibu Nasional 
Bandungan, 22 Desember 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun