Bolehkah aku berdiri tepat di bawah sinar bulan?
Mencoba memasuki mimpi indahku di masa silam?
Yang kini telah menjadi kenyataan?Hari ini aku benar-benar memikirkan mimpi itu
Seraya mendengarkan rintik hujan menyuarakan rindu
Pada bau wangi tanah yang selalu menggoda untuk direngkuh
Seraya mendengarkan rintik hujan menyuarakan rindu
Pada bau wangi tanah yang selalu menggoda untuk direngkuh
Di dalam mimpi itu aku seperti berada di pinggir jalan
Menghadap hamparan sawah yang telah menguning keemasan
Yang di atasnya tampak bulan bundar dengan cahaya jingga yang sangat terangDi dalam mimpi itu aku merasa bahagia
Menyaksikan pemandangan yang sungguh indah nan sempurna
Hingga saat terbangun kudapati senyumku masih mengembang
Menyaksikan pemandangan yang sungguh indah nan sempurna
Hingga saat terbangun kudapati senyumku masih mengembang
Aku pun menceritakan mimpiku itu kepada daun saat pagi tiba
Dan embun segera menjatuhkan diri ke tanah...
Menetes dengan sempurna, turut larut dalam kisahku tentang keindahan sang rembulan Kata primbon, mimpi seperti itu adalah simbol keberuntungan
Akan datangnya ratu yang dirindukan
Untuk menduduki takhta dengan keluhuran budinya
Akan datangnya ratu yang dirindukan
Untuk menduduki takhta dengan keluhuran budinya
Selang beberapa waktu setelah mimpi itu
Masa estrus pun datang kepadaku
Kemudian kudapati aku telah mengandung
Dan tepat di minggu kesepuluh
Rasa bahagia dalam mimpi itu kembali datang kepadaku
Membawaku seperti berdiri tepat di bawah sinar bulan itu
Hari itu bayi perempuanku benar-benar lahir ke dunia
Menjadi ratu jelita di rumah mungilku yang kelak menjadi istananya
Membawa hawa bahagia dengan keluhuran budinya
Salahkah bila hari ini aku benar-benar memikirkan mimpi itu?
Seraya mendengarkan rintik hujan menyuarakan rindu?
Pada bau wangi tanah yang selalu menggoda untuk direngkuh?
Seraya mendengarkan rintik hujan menyuarakan rindu?
Pada bau wangi tanah yang selalu menggoda untuk direngkuh?
Siapa yang menyangka waktu berlalu secepat kedipan mata
Dan hari ini putriku telah tumbuh dewasa
Aku benar-benar merasa beruntung dengan kehadirannyaMataku pun selalu enggan berkedip melihat kecantikannya
Dan senyum manisnya selalu menjadi pengingat mimpi-mimpiku di masa silam
Sekaligus menyadarkan bahwa diriku memang sang pemimpi keindahan
Dan senyum manisnya selalu menjadi pengingat mimpi-mimpiku di masa silam
Sekaligus menyadarkan bahwa diriku memang sang pemimpi keindahan
Maka, bolehkah aku berdiri tepat di bawah sinar bulan?
Mencoba memasuki mimpi indahku di masa silam?
Meskipun aku hanyalah seekor kucing betina?Bandungan, 30 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H