Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suamiku Sayang, Izinkan Aku Ikut Bersamamu Malam Ini...

24 Juli 2024   20:24 Diperbarui: 24 Juli 2024   23:19 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration by Anak Tinggi

Suamiku sayang, izinkan aku ikut bersamamu malam ini…
Mengikuti langkah dan rasa yang pernah kau tawarkan tempo hari...
Untuk aku menuliskannya menjadi sebuah puisi indah di pagi hari...
Terlebih saat perlahan-lahan aku memeluk punggungmu dengan sepenuh hati...
Mengabadikan kisah malam penuh gelora asmara, sebening embun pagi

Tak perlu membawaku naik bus atau mobil Mercy tua warna merah gelap...
Seperti yang sudah-sudah dengan mendengarkan satu album lagu dari Norah Jones...
Bukankah malam ini kita akan pergi ke ruang kita?
Di mana tak ada kebohongan lagi yang menyusup diam-diam?
Dan aku berjanji, aku akan datang dengan senyum dan sentuhan selembut sutra…

Kita akan memulainya dengan berjalan bersama sebelum hari gelap...
Pada hari yang mendung dengan bergandengan tangan...
Di pinggir ladang dengan rumput hijau setinggi lutut di samping rumah...
Dan kita, akan duduk berdampingan menikmati alunan melodi indah...
Tercipta dari desah napas dan suara detak jantung, yang mengantarkan kita menuju ke puncak malam

Jadi, bolehkah aku ikut bersamamu malam ini?
Kita akan memadu kasih di bawah cahaya bulan, yang jatuh tanpa terhalang awan lagi
Hingga membuat suasana malam menjadi lebih romantis...
Di sebuah ruangan yang puncak gunung serasa dekat sekali...
Dan aku akan setia mengikutimu menuju puncak rasa, yang dibawa angin sepoi-sepoi

Lihatlah, di dalam ruang kita ternyata ada ruang lain di dalam ruangan
Apakah selama ini kita pernah menyangkanya?
Maka, biarkan aku mengikutimu memasukinya…
Dengan hati bergetar, untuk merasakan setiap kehangatan rasa di setiap ruang...
Tanpa melepaskan tali kesadaran, yang mengikat kita dengan pemilik kita yang sesungguhnya

Jadi, yang kupinta hanyalah membiarkanku mengikutimu malam ini
Memasuki setiap ruang-ruang yang kita miliki dengan penuh kesadaran
Merasakan kehangatan di dalam hening yang bening
Bersama rasamu dan rasaku, yang bersatu dalam kasih yang tak berkesudahan
Kemudian merelakan semua rasa itu menghilang, saat berada pada puncak rasa itu sendiri
Lebur di dalam keikhlasan menuju pada ketiadaan dan keabadian sebuah rasa
Di ruang pribadimu, yang begitu menenangkan bak di rahim Ibunda…
Suamiku sayang, benarkah ruang terakhir yang kita masuki itu bernama ruang hampa?
Tempat di mana sang pemilik kita yang sejati bertahta?
Pemilik semua ruang dan juga semua rasa?

Oh, suamiku sayang…
Terima kasih telah mengizinkan aku ikut bersamamu menikmati malam yang sungguh indah...
Dan setelah kita menjelajahi semua ruang beserta semua rasanya dalam waktu semalam...
Biarkan aku tertidur lelap di sampingmu dalam kedamaian...
Kemudian bangun bersama hujan pagi hari di atas atap rumah kita...
Tentu saja dengan perasaan aman dan nyaman, di dalam pelukanmu yang hangat...
Menikmati alunan melodi yang tercipta dari setiap tetesan air hujan...
Dengan mengenang betapa indahnya kisah semalam...
Yang berakhir pada hampa rasa di ruang hampa…
Sebuah ruang yang bukan lagi milik kita…

Bandungan, 24 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun