Telah lama kutinggalkan busana lambang kemewahan
Pergi ke tempat terpencil untuk memuja bakti kepadaNYA
Dan lilin pun akan segera kumatikan
Kuminta seluruh aksara untuk diam sejenak
Karena aku akan berhenti menuliskan bait-bait sajak
Sepanjang pagi, sepanjang siang, dan sepanjang malam hingga kembali pagi
Telah menjadi jalan hidupku gemar menyendiri dan menyepi di hutan belantara
Meskipun pada akhirnya bertapa di dalam api dunia sepanjang usia
Hingga begitu tebal debu yang melekat pada jiwa dan raga
Namun, bolehkah satu hari saja aku berhenti melangkah?
Untuk tenang, diam, dan hening di dalam kedamaian?
Membersihkan diri dengan tetes-tetes embun yang akan hadir esok pagi?
Kali ini tak kan kubiarkan kakiku melangkah walaupun hanya sejengkal
Kutundukkan wajah dalam diam untuk satu hari ini saja
Hingga tak ada celah bagi angin membisikkan rayuan mesra
Dan sesaat lagi lilin pun akan kumatikan
Semua kulepaskan hingga yang tertinggal hanyalah kesadaran
Di dalam hening aku menyepi
Bandungan, 11 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H