Aku telah menjadi fantasiana
Kala terjebak pada pusaran waktu yang memutar sebuah peristiwa
Peristiwa berulang-ulang yang melebihi putaran waktu itu sendiri
Yang bergulir tanpa cahaya karena terhalang oleh kerasnya hati
Menciptakan bayang-bayang semu, tanpa asa, dan juga impian
Hingga jati suara tergerak mencari kedalaman makna di balik sajak-sajak indah
Dalam alunan tembang asmara santa sasanti
Yang berderak mengisi kekosongan batinAku adalah fantasiana
Yang mencari bayang-bayang diri di sudut-sudut ruangan
Mencari-cari di semua sudut
Mencoba menemukan diri sejati yang menghilang pada pusaran waktu
Merobek keheningan dan menghamburkan segenap rasa
Pada rupa-rupa pikiran beraksara yang terlalu jauh mengembara
Berakhir menutupi cahaya nurani dalam diri
Dan menciptakan bayang-bayang semu tanpa arti
Kini, aku tak lagi terperangkap dalam fantasi
Aku telah terlahir kembali dari sebuah kata yang bernama kebangkitan
Fokus berjalan dan bernapas dalam kontemplasi
Menorehkan garis hidup paling dalam p
ada kanvas semesta
Hingga terwujud lukisan alam tanpa judul, dari secercah warna cahaya
Yang terus berontak dalam penindasan
Menuju pada cakrawala hati yang senantiasa baru, tak berulang, dan tak berujung
Menelan semua bayang-bayang semu Fantasiana adalah angan-angan tanpa batas
Dunia bagi para kawi mengembara di alam pikiran
Membawa pulang rupa-rupa rasa pada hati nurani yang paling dalam
Membuat semua makna sirna menjelma kesadaran di setiap tindakan
Maka, izinkan aku sesekali menoleh ke belakang
Memastikan sejarah tak lagi berulang...
Ah, inikah sejatinya makna pelepasan itu?Â
Yang menjadikan aku hari ini bukan lagi aku yang lalu?
Dan bahkan jika esok datang...
Kupastikan diriku bukan lagi aku yang hari ini
Yang mencari bayang-bayang diri di sudut-sudut ruangan
Mencari-cari di semua sudut
Mencoba menemukan diri sejati yang menghilang pada pusaran waktu
Merobek keheningan dan menghamburkan segenap rasa
Pada rupa-rupa pikiran beraksara yang terlalu jauh mengembara
Berakhir menutupi cahaya nurani dalam diri
Dan menciptakan bayang-bayang semu tanpa arti
Aku telah terlahir kembali dari sebuah kata yang bernama kebangkitan
Fokus berjalan dan bernapas dalam kontemplasi
Menorehkan garis hidup paling dalam p
Dunia bagi para kawi mengembara di alam pikiran
Membawa pulang rupa-rupa rasa pada hati nurani yang paling dalam
Membuat semua makna sirna menjelma kesadaran di setiap tindakan
Maka, izinkan aku sesekali menoleh ke belakang
Memastikan sejarah tak lagi berulang...
Ah, inikah sejatinya makna pelepasan itu?Â
Bandungan, Di Ujung Bulan November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H