Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ada Aroma Ibu pada Kepakan Sayap Kupu-kupu

28 Oktober 2023   05:18 Diperbarui: 28 Oktober 2023   06:41 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration by Anak Papa

Ada aroma ibu pada kepakan sayap kupu-kupu
Tampak begitu indah dalam siluet di bawah remang cahaya
Dari aroma wanginya banyak kisah menjelma menjadi tulisan yang menawan
Membentangkan makna dari huruf-huruf yang rindu untuk dihamparkan
Hingga embun pagi hari Senin sampai hari Jumat dibuat tersenyum olehnya
Menyambutnya dengan riang sebelum menguap diterpa sang fajar
Dan meninggalkan jejak indah di ujung rumput
Sebelum aroma ibu terbang bebas ke langit biru

Ada aroma ibu pada kepakan sayap kupu-kupu
Getarannya merambat memenuhi seluruh semesta
Kata-katanya mengalir begitu deras bagai gemericik air di tanah kering
Sederhana namun menyiratkan rasa syukur tak terhingga
Dan melahirkan sebentuk harapan dari pikiran beraksara
Di mana keluguan dan kebebasan mampu memotret jiwanya yang merdeka
Hingga setiap kisah selalu berlanjut tanpa jeda
Bertransformasi menjadi getaran yang menghidupkan

Salah pengetikan tak lagi menjadi masalah
Makna sedalam samudra telah menyempurnakannya
Mungkin air mata ibu pernah mengalir pada suatu masa
Kala menjalankan lakon dalam kehidupannya di ladang Tuhan
Namun perjalanan telah terlewati dengan sempurna
Dan aroma wanginya telah menjelma menjadi kupu-kupu yang indah dalam kesahajaan
Menarikan aksara bermakna sepenuh jiwa
Melewati sawah, hutan, gunung dan juga samudra aksara

Selamat pagi, Ibu...
Lembut bibir menyapa bagai menyambut mentari yang baru bersinar
Jiwa ini pun turut merasakan kebebasan saat larut dalam aksara demi aksara ibu
Yang menginspirasi kepompong sebelum menjadi kupu-kupu dengan segala keindahannya
Menikmati setiap fase perubahan dengan penuh rasa syukur tak terkira
Dari debutan hingga menjadi senior yang merentangkan benang panjang sebuah proses
Dan menorehkan jejak bagaimana mengepakkan sayap dengan indah
Kemudian terbang bebas bagai kupu-kupu

Bandungan, 28 Oktober 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun