Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Revolusi di dalam Keheningan

15 Agustus 2023   16:32 Diperbarui: 15 Agustus 2023   16:33 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration by Anak Saya

Perjalanan itu terlalu jauh masuk ke dalam keheningan
Hingga tak sempat kutitipkan pesan
Pada matahari yang selalu bersinar menerangi setiap jengkal tanah leluhur
Juga pada rembulan yang menyuguhkan keindahan
Dengan rupa-rupa bentuk di kala malam tiba
Menjamu mata-mata menyaksikan bintang-bintang
Pada langit malam yang kelam pada suatu masa

Perjalanan itu sangat jauh seperti naik ke puncak gunung yang begitu tinggi
Kemudian turun dengan kecepatan tinggi melalui sebuah lorong panjang
Seolah menembus ruang dan waktu dengan tanpa menghela napas
Hingga sampai pada dasar yang tanpa dasar
Dan sebuah sungai dengan air yang jernih telah menyambut dengan suara gemericiknya
Seolah memberikan setetes embun kehidupan bagi makhluk Tuhan yang begitu dahaga
Satu tetes embun milik Tuhan, yang dapat membasahi padang gersang di seluruh semesta

Kelahiran dan kematian pun terlewati selama perjalanan panjang itu
Hanya berbekal keikhlasan berkah dari Sang Maha Kuasa
Sepasang kaki kecil akhirnya dapat melangkah dengan pasti
Meski terkadang hanyut pada sungai yang sangat panjang
Kemudian melayang bagai burung elang melintasi cakrawala
Dan akhirnya sampai pada sebuah bukit yang penuh dengan bunga-bunga indah
Di sanalah kelahiran dan kematian ternyata dicatat dalam buku kehidupan

Adakah catatan tentang tubuh ini? Yang pernah lelah pada perjalanan itu?
Hingga darah mengalir deras bagai anak sungai yang sangat panjang
Menghabiskan sisa-sisa daya dalam jiwa dan raga
Menuntaskan segalanya tanpa sisa sampai pada batas-batas perjuangan
Dan dengan napas baru berkah dari Sang Maha Kuasa di ujung waktu
Pekik merdeka pun kemudian diteriakkan...
Merdeka... merdeka... merdeka...!!!!

Maka, merdekalah semesta diri
Dan merdekalah juga semesta raya
Karena kemerdekaan sejatinya adalah berkah dari Yang Maha Kuasa
Terlahir dari rahim Ibu Pertiwi yang merdeka
Yang dapat menumbuhkan jiwa putra-putrinya menjadi penuh kasih
Di dalam keikhlasan yang sungguh sempurna
Sebagai perwujudan Surga di Bumi

Bandungan, 15 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun