Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setelah Sang Hyang Wenang Merobek Keheningan Sang Putri Kediri

10 Juli 2023   20:36 Diperbarui: 10 Juli 2023   20:38 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagai berlian yang berkilauan di langit malam
Sang putri Kediri benar-benar cantik tiada duanya
Melebihi kemampuan sang pujangga mengibaratkannya
Rambutnya yang panjang sungguh harum semerbak
Dengan bulu di keningnya yang begitu lebat
Serasi dengan matanya yang indah bagai cahaya bulan
Gerakannya pun anggun dan setiap tindakannya pantas
Membuatnya semakin menawan

Ia tampak termangu memendam asmara
Berjalan menunduk dengan anggun dan memesona
Hatinya yang lembut bergemuruh dalam buaian sang bayu
Jiwanya pun melayang dipuja sang pujangga
Membuatnya berlari ke lautan bunga teratai merah menunggu asmaranya tiba
Senyumnya benar-benar sumringah manis dan menawan
Sebelum ia berlari dari dunia pada suatu masa
Terhempas dalam keheningan dan juga kesunyian

Sang putri bersimpuh dalam tangis dan ketakutan
Bukan Dewa yang ternyata meminangnya dan bukan juga pangeran tampan
Gelap sudah dunia dalam penglihatannya
Lemas dan lunglailah seluruh tubuh sang putri
Dipinang Lembu Sura sosok berkepala lembu berbadan manusia
Dan Mahesa Sura sosok berkepala kerbau berbadan manusia
Yang keduanya sakti mandraguna mampu memenuhi permintaan sang putri
Namun dengan segala upaya sang putri pun berhasil menggagalkannya

Setelah perkara usai jiwa sang putri merana dengan rasa bersalah
Bersama misteri yang tak terjawab berlarilah ia bersama kutukan untuk negerinya
Tinggal di gua menyucikan diri dengan berbusana rambutnya yang panjang
Berendam air bunga teratai putih dalam keheningan
Meninggalkan tahtanya sebagai putri bermahkota
Sejak saat itu dan seterusnya tak ada lagi cahaya baginya
Bulan, bintang, dan mentari telah tinggal bayangan
Kesendirian, keheningan, dan kesucian yang kemudian menjadi dunianya

Ia yang terlahir suci akhirnya kembali kepada kesuciannya
Lembu Sura dan Mahesa Sura yang sakti mandraguna
Pangeran yang tampan dan para Dewa dari Keinderaan
Tentu tak kan sanggup menembus keheningan dan kesuciannya
Sang putri Kediri telah menjadi pertapa yang sungguh sakti mandraguna
Namun ia tetap memilih hidup dalam kesendirian
Sampai Sang Hyang Wenang merobek keheningannya
Membuatnya kembali bersinar bagaikan permata

Bagai berlian yang berkilauan di langit malam
Sang putri Kediri benar-benar cantik tiada duanya
Melebihi kemampuan sang pujangga mengibaratkannya
Ia yang terlahir suci akhirnya kembali kepada kesuciannya
Dan vibrasi kesuciannya pun kemudian merambat ke seluruh negerinya...
Daha, Panjalu, dan juga Kahuripan...
Kisahnya terus terkenang sepanjang zaman tak hanya di tanah Jawa
Setelah Sang Hyang Wenang merobek keheningannya

Bandungan, 10 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun