Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Mana Sejatinya Tempat Jiwa-jiwa Pulang Jika Surga Tak Lagi Menjadi Tujuan Akhir?

9 Juli 2023   22:37 Diperbarui: 9 Juli 2023   23:23 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di mana sejatinya tempat jiwa-jiwa pulang jika surga tak lagi menjadi tujuan akhir?
Karena pada suatu masa ada bidadari turun dari keinderaan menuju bumi
Mengikuti hasrat jiwanya mencari sosok manusia sang kekasih hati
Melintasi langit demi langit menyibak awan yang mencoba menghalangi
Dan dengan kelembutan tangannya yang sungguh ajaib
Ia dapat membuat awan hitam menjadi putih dan yang putih menjadi berkilauan
Hingga sampai pada danau bidadari tempat pertama kakinya berpijak

Angin tak mempermasalahkan bidadari turun ke bumi
Karena dunia semakin indah berpelangi
Akhirnya perjalanan pun dimulai dengan menitis pada putrinya sendiri
Dalam keheningan jiwa dan ketidaktahuan sang bidadari
Namun angin yang tak pernah diam menjadi sunyi
Ketika keraguan mulai menyelimuti jiwa sang bidadari
Akankah sang manusia sejati masih mengenalinya dan membuka pintu hati?

Wajah rembulan tampak sendu saat sang bidadari sampai pada rumah manusia sejati
Yang disambut mesra oleh aroma kesetiaan bunga kacapiring
Jika sang bidadari mencari cinta sejati, bagaimanakah dengan sang manusia sejati dan juga sang putri?
Apakah pertemuan itu dapat menuntaskan sejarah dan hasrat bidadari turun ke bumi?
Atau menuntaskan kisah sosok ibu yang menuntun putrinya yang lupa akan jalan pulang?
Maka, apakah rumah yang sejatinya menjadi tempat pulang?
Tempat untuk menumpahkan segenap kerinduan yang telah menggunung?

Malam hampir meninggalkan gelap ketika air mata haru membanjiri rumah tua itu
Dan aroma wangi bunga kacapiring semakin menyempurnakan kebahagiaan yang telah tercipta dengan pertemuan itu
Pertemuan antara sang bidadari dengan cinta sejatinya dan seorang ayah yang dengan anak gadisnya...
Benarkah keharuan itu adalah tanda kehadiran Tuhan?
Yang dapat menuntun manusia melintasi sejarah hidupnya bersama sang waktu dalam panggung kehidupan?
Jika surga, rumah, dan ikatan keluarga bukan tempat pulang
Mungkinkah pulang adalah sebuah momentum purnanya segala hasrat?

Bandungan, 9 Juli 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun