Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kesadaran Akan Kesetiaan Aroma Wangi Bunga Kacapiring

7 Juli 2023   20:06 Diperbarui: 7 Juli 2023   20:09 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Kisah bermula dari danau bidadari yang indah
Tempat pertemuan seorang manusia dengan cinta sejatinya yang melahirkan dara cantik jelita
Yang kelak akan menjadi pengelana dan pujangga termasyhur seperti yang tertulis dalam catatan kehidupan
Berbekal keikhlasan dan kesadaran murni dalam menjalani kehidupan
Sang dara cantik jelita itu pun mulai berkelana setelah bencana alam membuatnya terpisah dengan sang ayah
Yang menghapus ingatan di mana rumah tempat tinggalnya berada
Kecuali satu ingatan yang masih tersisa yakni kenangan ketika ibunya kembali ke langit saat ia masih kecil

Dara cantik jelita itu dinamakan dengan nama yang sungguh mulia
Diambil dari mantram tertinggi yang merupakan ibu dari segala mantram
Putri Gayatri begitu namanya yang berarti putri sumber segala cahaya
Dan langit begitu gegap gempita menyambut kelahirannya
Gelegar suaranya sampai ke bumi seolah semua menyetujui nama indah itu untuknya
Dan bagai mantram yang hidup ia benar-benar bercahaya bagai emas
Gerakannya begitu gemulai, memesona, dan juga menawan dengan seribu bahasa tubuhnya setelah ia beranjak dewasa

Entah sudah berapa lama ia berkelana sejak badai menerjang tempat tinggalnya
Hingga menemukan danau bidadari yang dikelilingi pemandangan alam yang indah
Di dekat danau itulah ia kemudian tinggal di sebuah gubuk kecil untuk menjalani kehidupannya
Sampai pada hari Anggara Kasih di mana sang bidadari menitis pada dirinya
Membawanya kembali berkelana meninggalkan gubuk kecilnya
Dengan mengikuti suara hati dan langkah-langkah kakinya
Menuju sudut dari sebuah desa tempat sang manusia sejati berada

Malam itu aroma kesetiaan dari bunga kacapiring tak hanya membangkitkan ingatan sang bidadari akan rumahnya yang dahulu
Tetapi ingatan sang gadis pengelana itu pun perlahan-lahan juga kembali pulih
Membuat air matanya semakin menderas bak mata air kehidupan
Terisak-isak sampai tak menyadari pintu telah terbuka untuknya
Dan seorang ayah telah berdiri di pintu menyambut anak gadisnya pulang
Seorang manusia sejati yang membuat bidadari turun dari kayangan
Membawa hawa surga turun ke bumi di bawah remang-remang cahaya rembulan yang menyamarkan lintasan jalan cahaya menuju ke alam keabadian

Bandungan, 7 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun