Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Karena Esok Akan Menjadi Hari Ini

24 April 2021   18:30 Diperbarui: 24 April 2021   18:59 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oil painting by @jordivelilla3555

Di hari yang mencekam, raga pun tak lagi sanggup menyangga jiwa
Ia akhirnya bergumul dengan kesunyian
Tatkala bibir tak lagi sanggup digerakkan
Hati serasa telah patah
Semangat pun lumpuh tanpa daya
Raga  benar-benar merasa  sendirian
Hanya kepasrahan menerima yang tersisa
Ketika saudara menjadi sahabat
Dan pertikaian menjadi bencana besar yang mengoyak ketenangan jiwa
Jika mau jujur mengakuinya

Indahnya pelangi pagi tak lagi sanggup membuat bibir tersenyum
Bunga-bunga yang bermekaran  malah membuat lidah menjadi  kelu
Dingin pun menjalari percakapan di saat  jiwa menahan pilu
Sesuatu yang sepele terkadang memang dapat menjadikan belahan jiwa menjauh
Semua akhirnya menjadi terkesan formalitas dan semu
Topeng-topeng di wajah pun hanya bisa bercerita tanpa ujung
Menuntaskan kepedihan hati, tatkala air mata tertangkap kedua telapak tangan yang telah kaku
Hati seolah telah beku
Dan kaki serasa dipalung
Merindu untuk dipeluk

Pertikaian dan penyesalan itu tak akan terjadi
Jika keikhlasan dan toleransi terjaga dengan baik
Hingga tak membuat raga berlutut di atas lautan pasir imajinasi
Tenggelam dan larut di kedalaman batin
Berusaha sekuat tenaga menjadikan masa lalu tak lagi berarti
Dan menyandarkan masa depan pada hari ini
Mengusap air mata sahabat dengan tanpa pamrih
Memaafkannya tanpa harus manghakimi
Juga tiada lelah mencoba untuk peka kembali
Hingga sibling rivalry menjadi sibling harmony

Demikianlah yang terjadi, ketika saudara menjadi sahabat sejati
Emosi jiwa memang begitu mudah meluap tanpa terkendali
Namun tak apa, karena maaf itu sudah pasti ada di relung batin
Yang akan diberikan sahabat dengan tanpa pamrih
Dan seiring dengan kebangkitan yang indah dan hakiki
Luka lama pada akhirnya akan mengering
Luka baru tak akan ada lagi
Masa lalu pun bahkan tak akan mengikat lagi
Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini
Karena esok akan menjadi hari ini

Di tengah matahari hati yang sejuk tak membakar, 24 April 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun