Mohon tunggu...
Christina Liapradipta
Christina Liapradipta Mohon Tunggu... -

suatu ruang gerak untuk segala hal yang ada di dalam benak, supaya sebelum terinjak-injak sudah terlanjur meninggalkan jejak.\r\njejak kicau kacau dalam 160 karakter: @thadipta, jejak gambar dalam instagram: cliapradipta, jejak ruang benak lain: bungalililembah.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Masa? Lalu?

17 Februari 2014   04:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:45 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masa candu luka
sesak lara dihela
menyeruak menyapa
Getir itulah bahagia
Bahagia yg hanya sendiri dia rasa
Belum kering,
sudah terlanjur layu katamu
Aku tidak begitu
Lalu benci candu
Rindu itu kelu
Perih bak jutaan hantaman palu dikepalamu
Pedih itu seperti ribuan jarum menusuk sumsum tulangmu
Sudah mati ditelan satu satu
sakit itu
Kamu tak mau lagi tau
Masa merindukan lalu
Lalu enggan mengenang masa
Baginya masa sudah mati sejak dulu
Masihkah ada asmara?
Bara itu sudah dipaksa mati olehmu
Mengapa kau inginkan bara hidup dikali kedua
Masa bertemu muka dan lalu tak sudi melihat rupaku
Aku rindu kamu
Masa?
Lalu?
Kata yg keluar dari mulutmu cuma itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun