Gracia mendatangi Eri sedang duduk sendirian di kantin sekolah. Kening cewek itu berkerut melihat cowok yang biasanya nongkrong dengan teman-teman belakangan malah suka menyendiri. Pasti ada sesuatu, Eri harus terbuka padaku gumamnya.
"Aku mencarimu di kelas, di lapangan basket dan di mana saja yang biasanya kamu nongkrong. Ternyata kamu duduk sendirian di sini" Gracia membuka obrolan seraya duduk di hadapan cowok bermata bulat itu. Dia hanya mendapat respon diam. Pasti ada masalah yang membuat cowok yang di kenal geger otak kali ini tak bersemangat. Dia harus menemukan cara agar ia mau terbuka.
"Jika kamu ingin mengatakan sesuatu tapi menyakiti perasaanku, itu tidak masalah bagiku asal kamu bahagia" ucap Gracia  tak yakin bisa menerima. Eri terkejut, ia memandang Gracia dengan cemas. Cewek berambut panjang sebahu itu menepuk bahu Eri, seolah ingin mengatakan "gak apa-apa, ceritalah padaku."
"Aku...aku...." ucapnya terbata-bata. Gracia memperhatikan ekspresi Eri penuh harap. Ia hampir setengah mati menunggu kalimat apa yang selanjutnya di ucapkan Eri. Sejujurnya ia juga tak sanggup bila Eri membicarakan kelanjutan hubungannya.
"Iya, kamu kenapa?" tanya Gracia tak sabaran. Kalau dia minta putus, nih saos melayang  kata Gracia dalam hati. Wajahnya tegang memikirkan kalimat apa yang bakal keluar dari mulut cowok itu.
"Eh, anu...apa yah.." Eri semakin bingung mau ngomong apa. Gracia menghembuskan nafasnya sedikit kesal. Penasaranya udah di ubun-ubun. Tapi ia iba melihat cowok  kurus yang duduk gelisah dan tak bersemangat, pasti ada sesuatu.  Ia hanya menunggu dan butuh kesabaran. Bisa jadi sesuatu yang penting berkenaan dengan  dirinya.
"Yah...sudah kalau kamu gak mau cerita. Pulang sekolah temani aku ya ke Graviella Shop. Mau belanja aksesoris" Gracia mencoba mengalihkan pikiran Eri. Mendengar itu Eri semakin resah, Gracia menangkap kegelisahannya. Apa dia gak suka ya di ajak belanja, pikir Gracia. Akhirnya ia mengerti kegelisahan pacarnya. Wajah cewek itu mendadak murung. Eri menetahuinya. Semakin  sulit ia berniat mengutarakan.
"Gracia, aku..." belum sempat melanjutkan perkataanya, Gracia langsung memotong, "Oh ya, gak apa-apa kalau gak bisa temani ke sana. Aku bisa dengan kawan, kog."
"Gracia, aku..." Eri  terlihat berkeringat. Tak ingin melanjutkan perkataanya.
"Oh ya, aku tadi di tunggu Bella dan Hani di perpustakaan. Aku sekarang nyusul mereka yah.." imbuh Gracia buru-buru seraya berdiri.