Apakah kalian setuju bahwa budaya Korea memberikan efek yang besar di Indonesia? Sebut aja K-pop dan K-drama, dapat disimpulkan hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah akrab dengan dua istilah ini.Â
Perkembangan Korean wave atau yang biasa disebut sebagai hallyu memang tidak dapat dipungkiri lagi. Hallyu yang dibungkus sedemikian rupa semakin menarik keingintahuan orang banyak tentang budaya Korea, salah satunya K-food.
Apa yang ada dibenak kalian saat membayangkan makanan Korea? Berbagai makanan berat maupun ringan asal Korea selalu identik dengan warna merah yang menggugah selera dan memiliki sensasi pedas saat dikonsumsi, sebut saja ramyeon (mie ala Korea), tteokbokki (rice cake ala Korea), kimchi (sayuran hasil fermentasi khas Korea), dan juga bibimbap (nasi campur khas Korea). Namun, apakah kalian tahu dari mana warna merah tersebut berasal? Dan apa perannya bagi makanan?
Seperti yang kita ketahui, makanan merupakan salah satu kebutuhan paling mendasar umat manusia yang harus terpenuhi. Semakin maju peradaban manusia, makanan berbahan dasar nabati maupun hewani diolah sedemikian rupa untuk dapat dikonsumsi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Gochujang merupakan salah satu bumbu tradisional asal negeri ginseng Korea yang dapat disimpan dalam jangka panjang.Â
Pada dasarnya, gochujang memiliki rasa yang manis, sedikit pedas, dan gurih. Gochujang dinikmati dengan cara dikonsumsi bersamaan dengan hidangan lain, seperti timun atau wortel. Selain itu, gochujang umum digunakan sebagai bumbu masakan dan sekaligus pemberi warna merah pada masakan, seperti tteokbokki, budae jjigae, bibimbap, dan haemul tang.Â
Uniknya, walaupun gochujang merupakan produk tradisional yang telah ada sejak ribuan tahun lalu, tetapi gochujang melibatkan peran bioteknologi dalam proses pembuatannya, lho, yakni berupa proses fermentasi. Untuk informasi lebih lanjut, mari simak penjelasan dibawah ini.
Gochujang atau pasta cabai terbuat dari meju, beras ketan, tepung malt, dan bubuk cabai sebagai bahan utama, tetapi dapat ditambahkan bawang putih maupun sirup beras sebagai bahan tambahan. Meju merupakan sebutan pasta kedelai yang dibuat dari campuran kacang kedelai dan nasi dengan perbandingan 3:2 dan difermentasi dalam waktu dua hingga tiga bulan.Â
Hasil fermentasi meju akan menghasilkan berbagai jenis bakteri, kapang dan juga khamir, antara lain Bacillus spp., kapang Aspergillus spp., dan Rhizopus spp. Â
Oleh karena itu, meju akan berperan sebagai starter dalam pembuatan gochujang dan menentukan hasil akhir dari produk gochujang. Rasa manis pada gochujang berasal dari berat ketan, rasa umami berasal dari protein pada kacang kedelai yang terdegradasi, dan rasa sedikit pedas dari bubuk cabai. Lalu, bagaimana cara membuat gochujang?Â
Proses pembuatan gochujang tergolong sederhana, yakni sebagai berikut.
- Beras ketan dicuci dan direndam selama satu malam, kemudian dihancurkan dengan cara digiling hingga diperoleh tekstur halus.
- Malt direndam selama 6 jam, kemudian dipanaskan pada suhu 60C selama satu jam sambil sesekali diaduk. Setelah itu, didiamkan hingga dingin lalu disaring.
- Beras ketan dan malt dicampur hingga rata kemudian direbus selama 30 menit lalu didinginkan.
- Dilakukan pemanasan kembali pada suhu 50C yang bertujuan untuk menginduksi terjadinya proses sakarifikasi.
- Campuran ditambahkan bubuk meju sebanyak 5.5%, bubuk cabai, dan garam sebagai penyedap kemudian diaduk hingga rata.
- Campuran dimasukkan ke dalam gentong tembikar yang telah dilapisi saringan, kemudian ditutup dan difermentasi selama 1 hingga 2 tahun.
Selain rasanya yang enak, sudah menjadi rahasia umum bahwa gochujang memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. Berikut ini adalah beberapa manfaat saat mengonsumsi gochujang.
- Mencegah kenaikan berat badan
Gochujang mengandung bubuk cabai merah sebagai salah satu komposisinya. Cabai merah mengandung senyawa capsaisin yang dapat berperan sebagai senyawa antiobesitas.
- Mencegah penyakit kanker
Selain baik bagi kesehatan mata, vitamin A yang dihasilkan senyawa capsaisin pada bubuk cabai merah dapat mencegah terjadinya penyakit kanker
- Menjaga sistem imunitas
Kandungan vitamin C pada capsaisin dapat berperan sebagai senyawa antioksidan yang baik dalam menjaga kesehatan sel dalam tubuh.