Dalam upaya menjaga kelestarian dan pengembangan bahasa Indonesia di tengah era digital yang semakin pesat, Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (Imabsi) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) menggelar Seminar Nasional Kebahasaan 2024 pada Sabtu, 26 Oktober 2024.
 Acara yang bertempat di Aula Gedung C FKIP Universitas Lampung ini mengangkat tema "Pentingnya Bahasa Indonesia dan Urgensi Pemertahanan Bahasa Indonesia di Era Digital".
Seminar yang diikuti oleh sekitar 160 peserta ini menghadirkan Hasnawati Nasution, M.Pd., seorang Widyabasa Ahli Muda dari Kantor Bahasa Provinsi Lampung sebagai narasumber utama. Seminar Kebahasaan yang digagas Bidang Kebahasaan Imabsi ini diadakan untuk memperingati Bulan Bahasa, Sumpah Pemuda, sekaligus merayakan ulang tahun ke-7 Imabsi tahun ini.
Shinta Oktaviani selaku ketua pelaksana menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya acara ini.Â
"Kami berharap seminar ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya bahasa Indonesia," ucap Shinta dalam sambutannya. Sementara itu, Yusuf Ridho selaku Ketua Umum Imabsi, dalam sambutannya menambahkan bahwa seminar ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Imabsi dalam memajukan dunia kebahasaan di Indonesia.Â
Seminar ini menjadi ajang yang strategis untuk membahas tantangan dan peluang bahasa Indonesia di era digital. Dalam paparannya, Hasnawati menekankan pentingnya menjaga dan mengembangkan bahasa Indonesia di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi digital.Â
Era digital dengan dominasi media sosial telah menghadirkan tantangan serius bagi pelestarian bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul, singkatan, dan emotikon yang berlebihan sering kali mengaburkan makna dan mengurangi kekayaan kosakata bahasa Indonesia.
 Selain itu, pengaruh bahasa asing yang kuat melalui platform digital membuat banyak pengguna internet lebih nyaman menggunakan bahasa asing dalam berkomunikasi. Hal ini mengancam keberagaman dan kekhasan bahasa Indonesia.
"Bahasa Indonesia adalah identitas bangsa. Kita harus terus berupaya melestarikan dan mengembangkannya agar tidak tergerus oleh bahasa asing," ujar Hasnawati.