Di ujung timur pulau Jawa yang elok,
Terhampar Probolinggo, kota yang nyaman.
Berselimut pesona alam yang menawan,
Dalam kata-kata puisi kita menjelajah.
Dinginnya udara di kaki Gunung Bromo,
Merayu hati dengan pesona pagi yang indah.
Matahari terbit dengan sorotan megah,
Memeluk langit biru, tanda cinta alamnya.
Pelabuhan Tanjung Tembaga, pintu dunia,
Menghubungkan berbagai harta bumi terkaya.
Puisi tercipta dari perahu nelayan,
Menjelajah ombak yang berdebar dalam dada.
Probolinggo, kota rempah-rempah terhormat,
Pedagang berjalan di pasar-pasar warisan.
Aroma rempah dan jajanan khas menyebar,
Dalam puisi, kita merasakan cita rasa.
Kota bersejarah dengan candi-candi tua,
Peninggalan zaman dahulu yang mempesona.
Matahari terbenam di Pantai Kraksaan,
Melukis lukisan merah jingga, indah nan damai.
Mengenal Probolinggo melalui mata puisi,
Sebuah perjalanan di dalam kata-kata cinta.
Keindahan alam dan sejarah yang gemilang,
Dalam puisi, Probolinggo abadi kita nyanyikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI