Di antara heningnya pagi yang redup,
Embun memercik di dedaunan bersemi,
Sejuta kristal memancarkan kehidupan,
Tanda tanya terurai di benakku.
Dalam kelam, jiwaku mencari jalan,
Melintasi lorong-lorong masa silam,
Kegelapan menghimpit ragaku rapuh,
Namun tak henti langkah kaki ini.
Di ujung lorong, terbuka cahaya,
Pelangi kehidupan menampakkan diri,
Dalam setiap jatuh dan bangkitku,
Ku temukan diri yang baru mengisi.
Embun pagi merekahkan harapan,
Bibit-bibit baru tumbuh bergeliat,
Bersama mentari yang menggelayut,
Kehidupan kembali menggenggam tangan.
Dari asa dan mimpi yang kini terjaga,
Kesempatan datang bergandengan tangan,
Tiap detik menari indah tak henti,
Mengisi ruang kehidupan yang sempurna.
Dalam kehadiran embun di pagi fajar,
Kini kusadari arti kehidupan kembali,
Setiap langkah membangun cerita,
Mengukir makna, sebuah perjalanan.
Jangan pernah surut akan usaha,
Di antara reruntuhan dan kegagalan,
Embun baru di fajar selalu menantikan,
Kehidupan kembali menghampiri insan.
Hiruplah udara segar di pagi hari,
Raihlah embun yang mencerahkan jiwa,
Dalam setiap detak kehidupan yang baru,
Kita temukan arti hidup yang sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H