Di ufuk jingga, senja mengurai cerita,
Hening dan megah, dia menatap keabadian.
Dalam perjalanan waktu, ia berlabuh
Menyulam sunyi di atas lautan mimpi.
Dalam bisu, raganya berdansa perlahan,
Melodi kehidupan mengalun sepi.
Langit dan bumi berpadu dalam angan,
Kisahnya terukir di alam raya ini.
Dalam senyapnya, ada pesona magis,
Tentang kehidupan yang datang berlalu.
Bagaikan bintang yang tak terhitung angka,
Kematian mengajar, tiada yang abadi.
Namun di sela-sela serpihan waktu,
Terpancar makna, kehidupan bernyanyi.
Sebab dalam senja yang redup beranjak,
Ada keabadian yang kekal berseri.
Menghadap sang senja, ku renungkan makna,
Bahwa tiap hembusan hidup bernilai.
Jadikan diri ini api yang bersinar,
Meski kisah senja menghampiri nanti.
Biarlah kelak, bila senja memanggil,
Keheningan menyambut di perjumpaan.
Maka relakanlah, dan bawa kisah ini,
Menuju senja abadi, yang tak pernah tenggelam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H