Di peradaban angan yang tiada tepi,
Harapan bersemi di bumi hening.
Dalam pusaran keyakinan, tercipta impian,
Merambat indah di setiap hela nafas.
Matahari terbit, sang embun berseri,
Menyapa pagi, suka cita menerangi.
Kaki langkah melangkah, tak ragu melangkah,
Keyakinan memandu, tuk gapai jingga.
Batu dan rintangan, hadang langkah kaki,
Namun dalam jiwa, tiada rasa gentar.
Keyakinan membawa, melewati badai,
Menerjang gelombang, tiada tergoda.
Dalam batin terdalam, harapan berseru,
Seperti api abadi, terus berkobar.
Tiada kata menyerah, tiada ragu tanya,
Hanya keyakinan yang menuntun arah.
Saat malam tiba, bintang bersinar,
Dalam gelap gulita, terang pun memancar.
Tak pernah padam, di jiwaku terang,
Keyakinan hadir, selalu menemani.
Dalam setiap hela, dalam tiap langkah,
Harapan dan keyakinan, bergandengan tangan.
Menuju masa depan, berdua berjalan,
Merajut mimpi, menaklukkan dunia.
Hari berganti, tahun berlalu,
Namun dalam pusaran keyakinan tetaplah abadi.
Dalam setiap detik, harapan tak pudar,
Sebab keyakinan adalah kekuatan sejati.
Oleh badai terhempas, oleh cobaan teruji,
Hati ini tetap bertahan, penuh keyakinan.
Dalam pusaran keyakinan, harapan terangkat,
Menggapai puncak, tak terjangkau sebelumnya.
O, dalam pusaran keyakinan ini,
Kita temukan arti sejati hidup.
Dalam kemenangan dan kegagalan,
Harapan selalu menari di atas lara.
Hingga nafas terakhir, keyakinan tetap hidup,
Merangkai puisi harapan, tiada terlupa.
"Dalam Pusaran Keyakinan" namanya,
Abadi merajut impian, dalam tiap detiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H