Di pagi yang sunyi, embun menyapa,
Menari-nari di dedaunan basah.
Seolah bisikan, pesan harapan terpahat,
Di setiap tetesnya, keyakinan terpampang.
Mentari perlahan mulai merangkak,
Mengusir kabut malam yang menggumpal.
Seperti harapan yang datang menyapa,
Menerangi hati yang sempat terluka.
Dalam setiap hela nafas yang terhela,
Embun optimisme menari di udara.
Menyemai rasa percaya yang tak tergantikan,
Bahwa esok kan lebih indah dari yang terpikirkan.
Dalam kegelapan, bintangpun berkelip,
Seiring doa dan harapan yang terukir indah.
Bukan sekadar impian, namun keyakinan,
Bahwa langit takkan selamanya mendung kelabu.
Biarlah hujan mengguyur dengan derasnya,
Namun harapan tetap terjaga di dada.
Embun-embun optimisme mengajak tersenyum,
Menghadapi hidup, taklukkan badai dan hujan.
Oh embun optimisme, kau pelipur lara,
Menyirami jiwa, menyegarkan semangat.
Di setiap pagi, harapan mekar berbunga,
Mengantarkan kita pada masa depan nan cerah.
Laluilah hari dengan mata yang berbinar,
Rangkullah harapan dengan tangan terbuka.
Hingga suatu saat, kita akan bersaksi,
Bahwa embun optimisme telah menjawab rasa rindu.
Di balik awan kelabu, langit cerah menanti,
Dan setiap langkah pasti berarti.
Embun optimisme mengajak berlari,
Menuju masa depan yang penuh berkah.
Maka hadapilah hidup dengan tegar,
Dengan embun optimisme di hati terpatri.
Dalam goresan harapan, kita kan berbagi,
Mewarnai dunia dengan cinta dan kebahagiaan yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H