Di bumi ini terukir kisah abadi,
Rentang waktu menggelinding tak henti,
Namun dalam jiwa, terdapat api,
Momentum harapan, tetap berdentum di sini.
Pada gelap malam yang kelam,
Ketika bintang-bintang berkelip menyala,
Aku memandang tinggi ke angkasa,
Menemukan harapan, menjadi sahaya.
Dalam setiap detak jantung yang berirama,
Terhanyut dalam mimpi dan cita,
Tak berhenti, terus berlari,
Menggapai bintang yang terang bersinar.
Bilakah masa depan kan tiba,
Di ujung cakrawala nan jauh,
Aku yakin, harapan membimba,
Meruntun keajaiban yang tersimpan di dalam rahmah.
Momentum harapan membara dalam nurani,
Menyulut semangat, tak pernah luntur,
Mengalir dalam jiwa penuh keinsyafan diri,
Ku pendam harapan dalam cinta abadi.
Kala badai menggelayuti langit,
Mengguris hati dan meruntuhkan dinding,
Momentum harapan menjadi tumpuan yang terbit,
Menyemai kekuatan, membangun kembali yang hancur binasa.
Tiap pagi mentari bersinar terang,
Memercikkan sinar, menyinari alam,
Begitu pula harapan, menjelma sang raja,
Menerangi kehidupan, membawa bahagia.
Kita berjalan di kaki masa,
Meniti jejak, mengukir sejarah,
Momentum harapan menggelora asa,
Mengajak kita, bersama, maju jaya.
Oh, momentum harapan, tetapkanlah kata,
Pada hati yang lapang, kuatkan tekad,
Kita bergerak, bersama, tak berhenti menggapai,
Masa depan cerah, membawa harapan abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H